Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Parno Pemilik Lapak 0]

KUALA LUMPUR: Persediaan minyak kelapa sawit mentah Malaysia, produsen terbesar setelah Indonesia, kemungkinan menurun untuk pertama kalinya sejak Juni. Survei Bloomberg menyebut hal itu terjadi karena kemerosotan produksi dalam 2 tahun.

 

 

 

Perkiraan empat analis dan dua perusahaan perkebunan menyebutkan cadangan minyak yang digunakan untuk makanan dan biofuel turun 3,8% menjadi 2,53 juta ton pada Januari dari 2,63 juta ton rekor bulan sebelumnya.

 

 

 

Produksi diketahui merosot 15% menjadi 1,51 juta ton, penurunan terbesar sejak Desember 2010. Survei juga mencatat adanya penurunan ekspor 7,9% menjadi 1,52 juta ton. Data resmi baru akan dirilis Dewan Minyak Sawit Malaysia 13 Februari nanti.

 

 

 

Tahun lalu persediaan minyak sawit Malaysia dan Indonesia naik karena produksi melebihi permintaan sehingga mendorong harga turun hingga 23%, terbesar sejak 2008.

 

 

 

Pawan Kumar, analis Rabobank International menyampaikan, stok minyak nabati tahun ini kemungkinan telah mencapai puncaknya, namun harga tidak bisa berubah banyak.

 

 

 

Pedagang minyak 3 dekade Dorab Mistry mengatakan harga mungkin sudah melewati batas tertinggi dan akan menurun di babak kedua ketika persediaan kembali bertambah.

 

 

 

“Kami tidak melihat ada lonjakan berarti pada harga saat ini.Harga dapat diperdagangkan dalam kisaran 2.500 ringgit (US$ 808) untuk 2.600 ringgit per ton bulan berikutnya, yang akan membantu mengurangi persediaan,” kata Kumar.

 

 

 

Minyak sawit mentah pengiriman April tetap pada 2.546 ringgit di Malaysia Derivatives Exchange kemarin. Futures telah pulih 15% setelah merosot ke 2.217 ringgit pada 13 Desember, terendah sejak November 2009. (Bloomberg/41/arh)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber