Borong Yuk, Anggur hingga Jeruk Diskon 20% di Transmart Full Day Sale

[Parno Pemilik Lapak 0]

BATAM-- Puluhan warga Teluk Nipah yang merasa dirugikan akibat debu dari aktivitas bongkar muat batu bara PLTU Tanjung Kasam, Batam, menyampaikan sejumlah tuntutan dalam pertemuan dengan operator PLTU tersebut, Selasa (5/2/2013).

 

"Sesuai dengan janji Kapolsek Nongsa kemarin yang akan memediasi, kami menyampaikan empat tuntutan kepada pihak PLTU," ujar Ketua RT/RW 01/02 Teluk Nipah Alimun kepada wartawan saat ditemui di lokasi PLTU Tanjung Kasam, Selasa (4/2).

 

Dia menyebutkan tuntutan tersebut a.l mengelola secara baik bongkar muat batu bara sehingga sisa debu tidak masuk ke pemukiman warga, menuntut kompensasi materil, menuntut fasilitas jamkesmas, dan pemberian subsidi listrik bagi warga.

 

Pertemuan hari ini sesuai dengan kesepakatan satu hari sebelumnya (Senin, 4/2) antara warga, Kapolsek Nongsa, operator PLTU yakni PT PLN Batam dan PT TJK Power serta Bapedalda Batam.

 

Menurut Alimun, pihak PLTU akan memproses tuntutan tersebut dalam kurun waktu satu minggu kedepan.

 

"Tapi kami masih harus menunggu satu minggu lagi," katanya.

 

Salah satu warga Teluk Nipah, Arman (42), mengungkapkan warga tidak bisa menunggu lebih lama lagi selama aktifitas bongkar muat batu bara berlangsung.

 

Bongkar muat yang kerap dilakukan siang dan malam hari menimbulkan debu asal batu bara itu terbawa angin sehingga masuk ke rumah warga.

 

Dampak yang paling parah ditimbulkan adalah di lokasi 12 rumah yang kebetulan berlokasi hanya ratusan meter dari lokasi terminal bongkar muat batu bara PLTU.

 

"Ada 12 rumah yang dekat dengan terminal," kata Arman.(k17/yop)

 

 

 

Sumber