Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Parno Pemilik Lapak 0]

MEDAN: Neraca perdagangan luar negeri Sumatra Utara sepanjang 2012 masih surplus US$5,23 miliar. 

 

Namun surplus tersebut merosot 24,5% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai US$6,93 miliar.

 

Kepala Badan Pusat Statistik Sumatra Utara Suharno mengatakan penurunan tersebut terjadi karena nilai ekspor  melalui pelabuhan muat di wilayah Sumut tahun lalu lebih rendah dari 2011. Adapun nilai impor justru meningkat dari tahun sebelumnya.

 

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor di Sumut menyusut 12,54% dari perolehan US$11,88 miliar pada periode Januari –Desember 2011 menjadi US$10,39 miliar di sepanjang tahun 2012.

 

Penurunan tersebut utamanya disebabkan anjloknya ekspor di seluruh sektor terutama pertanian yang terjun bebas hingga 30,61% begitu pula dengan industri dengan penurunan nilai ekspor 3,53%.

 

Hal ini terlihat jelas dari menurunnya nilai ekspor komoditas karet CPO, serta kopi, teh, dan rempah-rempah yang menyumbang 69,23% dari devisa Sumut secara keseluruan. 

 

Masing-masing nilai ekspor komoditas utama tersebut merosot 32,61%, 7,8%, dan 4,76%.

 

Adapun nilai impor yang melalui Sumut mencapai US$5,16 miliar atau meningkat 4,24% dibandingkan realisasi pada tahun 2011 US$4,95 miliar.

 

Barang yang diimpor ke Sumut terutama didominasi oleh kelompok bahan baku/penolong untuk mendukung kegiatan produksi.

 

Terutama pada industri yang mengandung komponen impor tinggi dengan kontribusi 61,43% atau senilai US$3,17 miliar dari total impor Sumut di sepanjang Januari-Desember 2012.

 

Impor untuk bahan baku penolong ini meningkat 8,38% dari periode sebelumnya US$2,93 miliar. Diikuti barang modal yang juga naik 8,97% dari US$835,78 juta menjadi US$910,79 juta.

 

Adapun impor barang konsumsi justru menurun 9,17% menjadi US$1,08 miliar dari sebelumnya US$1,19 miliar

 

“Masih besarnya nilai ekspor daripada impor di Sumut membuat neraca perdagangan kita surplus US$5,23 miliar, tapi menurun 24,5% bila dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas Suharno.  (ra)

 

 

 

Sumber