Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

EKSPOR PERTANIAN SUMUT: Nilai turun 12%, volume naik 6%

Recommended Posts

MEDAN: Nilai ekspor sektor pertanian di Sumatra Utara pada 2012 merosot hingga 30,61% menjadi US$2,74 miliar, dari perolehan tahun sebelumnya US$3,95 miliar.

 

Begitu pula dengan sektor industri yang berperan 73,53% terhadap ekspor di Sumut pula menurun 3,53% dari US$7,92 miliar menjadi US$7,64 miliar. Termasuk sektor pertambangan dan penggalian yang turun 1,39% jadi US$8,9 juta.

 

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Sumatra Utara, menurunnya nilai ekspor seluruh sektor tersebut menyebabkan penerimaan devisa Sumut tahun lalu anjlok hingga 12,54% dari yang awalnya tercatat US$11,88 miliar menjadi hanya US$10,39 miliar di sepanjang 2012.

 

Kepala Badan Pusat Statistik Sumatra Utara Suharno penurunan ekspor tersebut disebabkan oleh harga komoditas pertanian dan perkebunan yang melemah akibat krisis global. 

 

Padahal bila dilihat secara volume ekspor di Sumut justru meningkat 6,48% dari periode yang sama tahun sebelumnya dari 8,16 juta ton menjadi 8,69 juta ton di tahun 2012.

 

Bila dihitung akumulasi Januari- Desember 2012, total nilai ekspor di Sumut menurun 12,54% tapi volumenya meningkat 6,48%. 

 

"Jadi penurunan ini tidak semata karena volume tetapi juga karena harga komoditas yang melemah,” ucapnya dalam konfrensi pers, Jumat (1/2/2013).

 

Hal ini terlihat pula dari ekspor untuk komoditas karet dan barang dari karet yang terperosok hingga 32,61% menjadi US$2,35 miliar. 

 

Selain itu, minyak sawit yang menyumbang 42,25% dari penerimaan devisa Sumut ini pun ikut terseret dengan penurunan 7,81%.

 

Negara yang menjadi tujuan ekspor utama komoditas di Sumut ialah negara di Asia seperti India US$1,136 miliar, China US$1,06 miliar, Jepang US$1,07 miliar, dan negara-negara di Asia Tenggara US$1,23 miliar.

 

Namun tetap ada penurunan ekspor terutama Singapura yang penurunannya cukup dalam hingga 40,75%, begitu pula dengan Singapura dan Afrika Selatan yang masing-masing turun 21,35% dan 19,95%.

 

Meski demikian, Sumut masih mengalami surplus sebesar US$5,23 miliar. Pasalnya nilai impor 2012 masih lebih rendah dibandingkan ekspor.  (ra)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...