Khofifah Sahkan UMK Jatim 2026: Surabaya Tertinggi, Situbondo Terendah

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: okezone)

 

 

 

JAKARTA - Uang menjadi salah satu alat transaksi yang sangat dibutuhkan manusia. Tanpa uang, manusia tidak bisa membeli kebutuhan hidup baik sandang maupun papan.Oleh karena itu, masyarakat harus lebih mengenal uang secara mendalam, agar tidak memicu kemiskinan finansial tanpa sadar.

 

Menurut Corporate Business Director Business Accelerator Pillar, Pendamping UKM Indonesia Sony B Sofjan, nilai mata uang setiap tahunnya berkurang, serta nilainya kembali lagi ke titik nol.

 

"Keterpurukan finansial terjadi karena masyarakat tidak mengerti akan kecerdasan finansial, dengan kata lain harus mengerti apa itu uang," tuturnya, saat ditemui di Gedung MNC Tower, Jakarta, Jumat (25/1/2013).

 

Dia menambahkan, tanpa disadari, 100 persen penghasilan yang dimiliki masyarakat habis terkikis karena inflasi. Hal ini karena setiap tahunnya harga kebutuhan bahan pokok mengalami kenaikan.

 

"Bahkan kita hanya memegang bersih penghasilan kita per bulannya sekira 60 persen saja. Tanpa kita sadari, finansial kita juga terkuras oleh pajak. Kita pun kurang memahami apa itu benda yang bernama uang," lanjutnya.

 

Sony menyarankan kepada masyarakat untuk memahami uang secara cerdas. Pemahaman tersebut dimulai dari mengenal sejarah uang, serta memahami antara aset dengan liabilitas.

 

"Maka dari itu, hiduplah dengan berbisnis karena tanpa kita sadari kita sudah memerangi inflasi. Kalau Anda katakan rumah adalah aset itu salah, karena sebenarnya rumah itu beban buat kita. Tanpa kita sadari, kita sudah membayar banyak tagihan, mulai dari tagihan listrik, uang keamanan, sampai uang tagihan kredit lainnya," pungkasnya. (ade)

 

 

 

Sumber