Kala PNM Dampingi Ibu-ibu Mekaar Berperan Sebagai Penguat Keluarga

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Penaikan tarif tiket masuk Candi Borobudur menjadi US$20 tidak akan berpengaruh signifikan terhadap minat wisatawan mancanegara atau wisman untuk berkunjung.

 

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar tidak merisaukan perihal penaikan ini. Dia menilai semua pihak harus mampu melihat secara lebih objektif.

 

“Tiket Candi Borobudur, dibandingkan dengan objek wisata di luar negeri, negara asal wisnus, harga tersebut relatif murah. Saya pernah masuk ke Grand Canyon harganya US$45, hanya lihat jurang saja,” kata Sapta disela pelantikan pejabat eselon II di Kemenparekraf, Jumat (18/1).

 

Dia menilai penaikan ini harus bisa dilihat secara lebih objektif. Jika melihat dari kacamata masyarakat Indonesia memang harga tersebut terlampau mahal karena daya beli yang masih rendah. Wisnus dinilai masih mampu untuk mengeluarka uang hingga ribuan dollar.

 

Sebelumnya, asosiasi pelaku industri pariwisata di Yogyakarta memprotes penaikan tarif ini. Mereka berpendapat hal ini dapat mengurangi minat wisnus untuk berlibur di candi peninggalan kerajaan Mataram Kuno ini.

 

Harga tiket candi Budha ini naik Rp7.500 per orang dari Rp135.000 menjadi Rp142.000 per orang. Sedangkan untuk wisnus ditetapkan harga sebesar US$20.

 

Sapta menyarankan sebaiknya industri pariwisata dapat memberitahukan lebih awal kepada wisnus. Dipastikan mereka tidak akan keberatan dengan penaikan harga tersebut. Hanya, pengelola candi perlu lebih meningkatkan kebersihan dan penataan pedagang kaki lima. (arh)

 

 

 

 

 

 

Sumber