Telegram @ChristopherWordsmith Buy LSD,Cocaine,Weed,Hash,MDMA,Xanax,Glocks,Percocet In Johannesburg SA

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA—Pemerintah bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri melalui Kedutaan Besar Indonesia di Singapura dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sepakat memberdayakan TKI dengan pelatihan khusus.

 

Pelaksanaan pelatihan di negara tetangga itu, menurut Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Kemenakertrans Reyna Usman, dilakukan setiap hari libur seminggu sekali dengan pelaksanaan pelatihan di kantor kedutaan setempat.

 

“Pemerintah sudah menyetujui harus pelatihan minimal 200 jam bagi calon TKI yang akan bekerja ke luar negeri untuk menjamin yang berangkat adalah nerkualitas,” katanya, Senin (14/1).

 

Dia menjelaskan peningkatan keterampilan kerja itu dengan mengikuti pelatihan/kursus dan sekolah Paket B dan C dengan berbagai jurusan, seperti komputer, bahasa Inggris, menjahit  salon dan kecantikan, serta bahasa Mandarin.

 

Sampai dengan saat ini, jumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Singapura tercatat sebanyak 197.913 orang.

 

Dari jumlah tersebut terdiri dari sebanyak 104.437 orang sebagai TKI informal, pekerja pelaut sekitar 19.451 orang, dan tenaga kerja sektor jasa ada 11.521 orang.

 

Selain itu, pekerja profesional tercatat sebanyak 9.137 orang, pelajar/mahasiswa ada 24.529 orang dan yang lainnya sekitar 28.838 orang, yakni ibu-ibu rumah tangga dan manula.

 

Reyna menuturkan untuk tahun-tahun berikutnya, TKI yang bekerja ke Singapura harus yang berkualitas meski berstatus sebagai domestic worker (penata laksana rumah tangga) dan berangkat pun secara resmi, di antaranya memiliki kontrak kerja yang memuat hak dan kewajiban yang jelas.

 

“Yang harus lebih ditekankan adalah kejelasan tentang standar gaji, jabatan pekerjaan, waktu libur satu hari dalam seminggu, dan diketahui tanggung jawab, serta risiko kerjanya,” ungkapnya. (Bsi)

 

 

 

Sumber