Jasa Ekspedisi Jakarta Nabire Kirim Barang Laut Cepat & Aman

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA --- Aspek keamanan (security aspect) dari program kartu chip yang akan diimplementasikan dalam kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan atau kartu Debit di seluruh Indonesia harus teruji.

 

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk Ryan Kiryanto mengatakan semua bank yang akan menjalankan program kartuchip harus menyiapkan dan menyesuaikan diri dengan aturan Bank Indonesia sesuai tenggat waktu yang ada.

 

"Bank-bank penyelenggara juga harus pastikan security aspect-nya sudah teruji dari upaya fraud (pembobolan)," katanya kepadaBisnis, Senin (7/1). Selain itu, Bank Indonesia juga harus memastikan bank-bank sudah siap.

 

"Siap secara teknis operasional untuk migrasi dari magnetic ke chip," kata Ryan.  Bank sentral pernah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 13/22/DASP tentang Implementasi Teknologi Chip dan Penggunaan PIN pada kartu ATM dan/atau kartu Debet yang diterbitkan di Indonesia.

 

Surat itu mengatur kartu ATM dan/atau kartu Debet yang diterbitkan oleh penerbit di Indonesia beserta sarana pemrosesnya wajib menggunakan standar teknologi chip yang telah disepakati oleh industri dan disetujui oleh Bank Indonesia.

 

Batas waktu implementasi standar teknologi chip dan Personal Identification Number (PIN) minimal enam digit pada kartu ATM dan/atau kartu debet yang diterbitkan di Indonesia paling lama 31 Desember 2015.

 

Ryan mengatakan sisa waktu sampai batas yang ditentukan oleh bank sentral itu mencukupi. Pada November 2012, berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia, jumlah kartu ATM dan debit yang beredar mencapai 72, 40 juta, tumbuh 24,52% dibandingkan November 2011 sebesar 58,15 juta.

 

Jumlah itu lebih banyak dibandingkan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) lainnya seperti kartu kredit yang beredar mencapai 14,61 juta serta kartu ATM mencapai 4,58 juta. (faa)

 

 

 

Sumber