Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

MINYAK SAWIT: Ekspor CPO Sumut US$3,56 miliar, turun 5,93%

Recommended Posts

MEDAN-- Nilai ekspor minyak sawit Sumatra Utara hingga Oktober 2012 mencapai US$3,564 miliar  turun 5,93%   dibanding 2011 yang tercatat US$3,789 milair.

 

“Penurunan ekspor itu terjadi di tengah ajakan Malaysia kepada Indonesia untuk meremajakan sawit guna mendongkrak harga jual CPO,” kata Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun di Medan, Senin (3/12/2012).

 

"Berdasarkan data BPS Sumut itu sudah seharusnya Indonesia memikirkan ajakan Malaysia untuk mempercepat peremajaan tanaman sawit guna mendongkrak harga jual minyak sawit mentah atau CPO di pasar internasional," katanya.

 

Sumut merupakan cerminan sawit nasional karena daerah itu merupakan salah satu penghasil dan pintu gerbang ekspor komoditas itu.

 

Menurut dia, ajakan Malaysia untuk Indonesia melakukan peremajaan sawit seperti yang sudah dilakukan di Malaysia dilontarkan dalam pertemuan negara produsen utama membahas soal harga CPO yang masih tren menurun.

 

Penurunana harga CPO itu sendiri sebagai dampak krisis global yang membuat daya beli melemah.

 

"Malaysia mengaku sudah mulai menjalankan program percepatan 'replanting' (peremajaan) tanaman sawit yang berumur 25 tahun ke atas dengan harapan bisa mengurangi produksi sekitar 300.000  ton per tahun. Malaysia berharap Indonesia juga melakukan hal sama dan ajakan itu tampaknya harus diikuti karena harga yang murah membuat petani dan eksportir kesulitan,"katanya.

 

Seimbangnya produksi dan permintaan diharapkan bisa menaikkan harga di pasar internasional.

 

Derom menyebutkan, akibat tren melemahnya harga jual, harga rata-rata minyak sawit tahun ini hanya sekitar US$900  per ton dari perkiraan sebelumnya bisa mencapai rata-rata US$1.100  per ton.

 

"Kalau permintaan dan harga masih melemah lagi, harga rata-rata CPO tahun depan bisa lebih rendah lagi,"katanya.

 

Derom menjelaskan, Malaysia melakukan replanting dengan menggunakan dana yang dikutip pemerintah dari setiap perusahaan sekitar empat ringgit per ton, sementara Indonesia harusnya bisa menggunakan dana bea keluar (BK) ekspor CPO.

 

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumut, Hajizi, membenarkan, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati Sumut turun 5,93% atau menjadi sebesar US$3,564 miliar.

 

Nilai ekspor golongan barang itu terus mengecil, seperti pada Oktober hanya US$294,211 juta  dari sebesar US$418,141 juta  pada September.

 

Ketua Asosiasi Petani 'Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Anizar Simanjuntak, menyebutkan, petani siap melakukan replanting tetapi perlu mendapat dukungan pemerintah dalam soal pendanaan peremajaan tanaman sawitnya seperti pengadaan bibit.

 

"Apkasindo sedang dan terus memperjuangkan bantuan peremajaan tanaman sawit petani karena program revitalisasi perkebunan yang dijalankan pemerintah belum berjalan lancar akibat terbentur soal sertifikasi lahan yang tidak dimiliki petani," katanya.(Antara/msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...