Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BBM SUBSIDI DISETOP: BPH Migas Desak Pertamina Lakukan Operasi Pasar

Recommended Posts

JAKARTA: Badan Pengatur Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyatakan seharusnya PT Pertamina (Persero) melakukan operasi pasar, bukan menghentikan pengkitiran/pembatasan pasokan bahan bakar minyak subsidi.

 

 "Jika terlalu banyak antrean di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), Pertamina seharusnya melakukan operasi pasar, bukan melakukan penghentian pengkitiran yang sedang berjalan," tegas Djoko Siswanto, Direktur BBM BPH Migas, Senin (26/11/2012).

 

Menurutnya, tidak semua daerah tidak menerima dikitir. Itu cuma di Kalimantan saja. "Lagi pula itu sudah kami jelaskan, buktinya di Jawa dikitir seminggu sukses,” ujarnya.

 

Djoko menjelaskan bahwa BPH Migas sudah memberi tahu Pertamina melalui surat yang dikirimkan oleh BPH Migas ke Pertamina mengenai pengkitiran. Artinya, Pertamina seharusnya sudah mengetahui harus melakukan operasi pasar.

 

“Itu ada dalam surat kami. Yang tidak terima itu Kamimantan, Kalimantan itu kan tempat penyelewengan solar, jadi kita sudah jelaskan itu,” jawabnya.

 

Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan jika pada 24 Desember 2012 pasokan BBM subsidi habis, maka mau tidak mau pemerintah akan mengambil langkah seperti tahun-tahun sebelumnya. Pertamina akan tetap menyalurkan BBM subsidi meskipun kuota BBM subsidi sudah habis. “Ya bagaimana, mau tidak mau negara harus berjalan.”

 

Mengacu pada surat BPH Migas No. 943/07/Ka BPH/2012 tertanggal 7 November 2012 perihal Pengendalian Distribusi Sisa Kuota BBM Bersubsidi 2012, Pertamina mulai melakukan pengendalian dengan kitir per tanggal 19 November 2012 dengan pemotongan jatah harian di seluruh SPBU dan penyalur lainnya yang bervariasi tingkat persentasenya antara 1% hingga 35% sesuai dengan kuota yang tersisa di daerah terkait.

 

Berdasarkan data per 23 November 2012, selama dilakukan kitir telah terjadi penghematan rata-rata sebesar 13% dari proyeksi penyaluran normal dalam periode tersebut untuk Solar, dan 10% untuk Premium.

 

Selama dilakukan pengitiran dalam sepekan terakhir, terjadi fenomena antrean panjang di SPBU di berbagai daerah, seperti Batam, Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, Palembang, Tanjung Pinang, Lampung, Tarakan, Palangkaraya, Pontianak, Kutai Barat, Purwakarta, Masalembu, Surabaya, Sidoarjo, Atambua, Flores, Kupang, dan beberapa daerah lainnya.

 

Sebenarnya, Pertamina telah menyiapkan BBM non subsidi di semua wilayah di Indonesia sebagai alternative bagi masyarakat. Akan tetapi, antrean terus terjadi karena masyarakat tetap ingin membeli BBM bersubsidi, bahkan sampai bermalam kendati BBM non subsidi masih tersedia. Hingga akhirnya Pertamina menghentikan pengkitiran. (bas)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...