Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PERBARINDO: Kinerja industri BPR membaik

Recommended Posts

BATAM: Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) mencatat kinerja industri Bank Pekreditan Rakyat (BPR) semakin menunjukkan pertumbuhan yang membaik dengan berkualitasnya sejumlah indikator keuangan dalam beberapa tahun belakangan.

 

Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto menyebutkan kualitas kinerja yang membaik tersebut tercermin dari penurunan non performing loan (NPL/rasio kredit bermasalah menjadi 5,34% pada tahun ini, jumlah itu terus mengalami penurunan sejak 2008.

 

Selain itu, BPR juga berhasil menyalurkan kredit hingga menembus Rp50 triliun sampai akhir September atau meningkat sekitar 22% jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar yang hanya tumbuh sekitar 21%.

 

Sementara dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BPR hingga akhir September 2012 berhasil menembus Rp51,4 triliun dengan rincian Deposito Rp29,1 triliun, Linkage Rp9 triliun dan tabungan Rp13,3 triliun.

 

"Dari ukuran kualitas dan kuantitas, kinerja BPR semakin membaik serta tetap eksis, demand produk BPR masih tinggi, dan BPR terus merubah diri dan terus diperbaiki," katanya usai pembukaan Rakernas Perbarindo di Batam, Senin (26/11).

 

Joko menambahkan dari sisi jumlah nasabah BPR juga terus meningkat sepanjang tahun yakni tumbuh 8,53% tahun 2010, 7,67% tahun 2011 dan tumbuh 1,35% hingga akhir September 2012.

 

Selain itu, lanjut dia, industri BPR juga mampu meningkatkan efisiensi dengan menurunnya rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sejak tahun 2010. Tahun 2010 BOPO BPR menurun 0,85%, tahun 2011 menurun 1,50% dan September 2012 menurun 1,89%.

 

Penurunan itu seiring dengan penurunan suku bunga kredit konsumsi dari tahun 2009 hingga September 2012 yang berhasil diturunkan BPR sebesar 2,7%, suku bunga kredit investasi sebesar 3,12% dan suka bunga kredit modal kerja 3,55%. 

 

Adapun dari profitabilitas industri BPR juga meningkat tercermin dari peningkatan return on equity tiap tahunnya. ROE BPR dari 26,71% pada 2010 meningkat menjadi 29,46% pada tahun 2011 dan menjadi 33,54% pada September 2012. 

 

"Ini kenyataan kami semakin baik, selain bahwa kami semakin hari semakin efisien," katanya.

 

Joko juga menambahkan layanan jasa keuangan BPR kepada masyarakat juga menjadi kebanggaan utama BPR yang telah mampu meningkatnya nilai riil uang para penabung dan deposan.

 

Dalam dua tahun terakhir, lanjutnya, perbandingan suku bunga tabungan BPR dengan inflasi adalah 137,47% pada tahun 2011 dan 110,90% pada September 2012. 

 

Adapun untuk para deposan yakni sebesar 259,89% untuk tahun 2011 dan 197,68 % pada September 2012.

 

"Ini membuktikan peran kami adalam finansial inclusion menguntungkan," tambahnya.

 

Santos Wibowo, Direktur Pengembangan BPR, Kredit dan UMKM Bank Indonesia menyebutkan jumlah BPR dalam kategori sehat di Indonesia berada diatas 85% dari total 1.669 BPR saat ini.

 

"Yang sehat diatas 85%, tapi yang tidak sehat dibawah 1%, masih sedikit sekali," katanya.

 

Ia mengingatkan jika ada BPR yang mengalami kerugian, pemiliknya harus memberikan injeksi modal untuk menyelamatkan BPR tersebut. 

 

Sementara jika pemilik tidak bisa memberikan modal, seharusnya pemilik meminta bantuan kepada Perbarindo untuk menyelamatkan BPR tersebut.

 

"Kalau tidak bisa injeksi modal, ada peran Perbarindo disitu," paparnya.

 

(faa)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...