Strategi Meningkatkan Loyalitas Karyawan lewat Program Outbound ( HUB: 0822-1122-1909 )

[Parno Pemilik Lapak 0]

PHNOM PENH-Nuansa rebutan pengaruh dua kekuatan besar ekonomi dunia saat ini, AS dan China, begitu kental di perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (KTT) Asean ke-21 di Phnom Penh, Kamboja.

 

 

 

Sore hari ini (19/11) Presiden AS Barack Obama dijadwalkan menggelar pertemuan dengan para kepala negara Asean dalam rangkaian pertemuan 4th Asean-US Leader’s Summit di Peace Palace.

 

 

 

Sehari sebelumnya (18/11) Perdana Menteri China Wen Jiabao juga telah menggelar pertemuan dengan para kepala negara Asean (15th Asean-China Summit) di tempat yang sama. Di tempat terpisah, Jiabao juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. (ilustrasi: thecrappery.com)

 

 

 

Rakyat Kamboja seolah begitu ‘menikmati’ unjuk kekuatan dan pengaruh kedua negara. Beberapa hari sebelum kedatangan Obama, aparat keamanan AS sudah bersiaga penuh. Di beberapa ruas jalan yang akan dilalui oleh Obama misalnya, harus bersih dari pedagang kaki lima.

 

 

 

“Kami terpaksa libur dua hari karena tidak diperkenankan berjualan di sini,”kata Noh Kariya, pengusaha ‘warteg’di sebuah sudut jalan di Phnom Penh.

 

 

 

Sementara di beberapa lokasi strategis seperti terlihat di Peace Palace, terpampang beberapa buah spanduk menyambut kedatangan Jiabao sebagai Sahabat Dekat Rakyat Kamboja.

 

 

 

Fokus pembicaraan KTT Asean-AS akan menitikberatkan pada upaya meningkatkan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Di samping membahas isu-isu sensitif yang terjadi di kawasan Asia Tenggara khususnya maupun di kawasan lainnya.

 

 

 

Menlu AS Hillary Clinton menyebutkan kebijakan luar negeri AS akan lebih terfokus kepada bidang ekonomi dibandingkan dengan pengerahan kekuatan militer di Irak dan Afghanistan yang eskalasinya sudah mereda.

 

 

 

“Kunjungan Obama ini sekaligus juga meneguhkan kepemimpinan AS di dunia internasional,” tuturnya seperti dikutip Bloomberg.(msb)

 

 

 

Sumber