Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

OASIS: Ramai-Ramai Garap Film Pendek

Recommended Posts

Para sineas muda Indonesia beberapa waktu terakhir ini ramai-ramai membuat film pendek. 

 

Film pendek pada hakikatnya bukanlah sebuah reduksi dari film pajang ataupun sekedar pelatihan belaka.

 

Film pendek memiliki karakteristik sendiri yang berbeda dengan film cerita panjang, bukan lebih sempit secara pemaknaan atau bukan lebih mudah. 

 

Sebagai sebuah media ekspresi, film pendek selalu termarjinalisasi dari sudut pandang penonton karena tidak mendapatkan media distribusi dan eksibisi yang pantas seperti di bioskop.

 

Secara teknis, film pendek merupakan film-film yang memiliki durasi di bawah 50 menit. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya sehingga bentuknya menjadi sangat berfariasi.

 

Sebut saja Riri Riza, Mira Lesmana dan Joko Anwar yang mulai kembali membuat film pendek. Mereka menggarap film-film pendek baik sebagai sutradara, penulis skenario maupun sebagai produser.

 

Riri Riza dan Mira Lesmana melalui Miles Production misalnya membuat sebuah film pendek inspiratif berjudul "Lentera Hati Priska". Keduanya bertindak selaku produser untuk film bertema biografi berdurasi hanya 7 menit.

 

Film garapan sutradara muda Ratrikala Bhre Aditya ini mengusung tema kepahlawanan pada masa kini. Film ini mengangkat kisah nyata Priska Smith July. 

 

Film itu menceritakan seorang perempuan tuna netra yang membuktikan bahwa di dalam kekurangan yang dimilikinya tetap bisa membantu orang lain yang membutuhkan.

 

Mira Lesmana sebagai produser di film ini mengaku ide pembuatan film pendek selalu menarik. Terlebih jika film itu mengangkat kisah autobiografi dari orang-orang yang bisa memberikan inspirasi bagi banyak orang.

 

"Biasanya kalau autobiografi itu pasti film dokumenter, tetapi saya ingin yang berbeda. Saya ingin film pendek," kata Mira.

 

Ke depan, film-film yang mengangkat profil seseorang yang bisa membangkitkan inspirasi bagi orang lain akan semakin banyak di Indonesia. Bahkan, apabila diangkat ke dalam layar yang lebih komersilpun akan tetap memungkinkan. 

 

Riri Riza mengatakan media penyampaian sebuah pesan dalam film tak lagi konvensional. Film-film yang diproduksi tidak hanya ditanyangkan di bioskop atau televisi, bisa juga menggunakan media online.

 

"Media ini yang nantinya akan berkembang untuk film ke depannya," kata Riri yang telah sukses menggarap film Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi itu.

 

Dia berharap semakin banyak film-film pendek yang diciptakan oleh sineas-sineas muda ke depannya. 

 

Nama lainnya yang juga terjun menggarap film pendek adalah Joko Anwar. Joko memroduksi film pendek berjudul "Suncatchers" dengan berdurasi 12 menit. 

 

Melalui "Suncatchers", pria kelahiran Medan 3 Januari 1976 ini berbagi cerita mengenai suramnya kehidupan beberapa orang di suatu lingkungan. 

 

Hal itu disebabkan karena permasalahan ekonomi yang disimbolkan dengan lenyapnya sinar matahari selama beberapa hari dan menyebabkan orang-orang tersebut tidak bahagia.

 

Film ini berusaha menerjemahkan pesan "Life is Brighter under the Sun" yang dimiliki oleh salah satu perusahaan asuransi Sun Life Financial. Dalam festival film pendek "Experience the Sun" yang digelar oleh Sun Life Financial Asia ini, Joko bersanding dengan sutradara ternama dari Hongkong dan Filipina.

 

Bagi Joko, membuat film panjang atau pendek tidak ada perbedaan berarti. Menurutnya membuat film pendek itu lebih bebas terutama untuk mengasah kemampuan seorang sutradara.

 

Menurutnya, membuat film tidak harus menyebutkan pesan moral secara verbal. Dia lebih suka bercerita melalui sebuah film sehingga penonton dapat menyimpulkan sendiri pesan moral yang dapat dipetik. 

 

Sebagai pembuat film, Joko percaya dirinya tidak boleh menempatkan diri lebih tinggi dibandingkan dengan penontonnya. Film maker itu setara dengan penontonnya. "Kalau ada pesan moral secara langsung seperti menggurui itu artinya film maker lebih tinggi dari penonton," ujarnya.

 

Film "Suncatchers" ini ditayangkan di Youtube dan hingga saat ini sudah ditonton oleh lebih dari 34.000 kali. Film ini juga bisa dilihat di http://www.experiencethesun.com.

 

Krativitas memang tidak ada batasnya. Siapa tau, aksi sineas top Indonesia ikut menggarap film pendek bisa membantu melahirkan banyak karya berkualitas ke depannya. Semoga. (redaksi@bisnis.co.id)(faa)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...