Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BNI JATIM: DPK per kuartal III naik 16%

Recommended Posts

SURABAYA: PT Bank Negara Indonesia Tbk area kerja Jawa Timur membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 21,2 triliun hingga kuartal III/2012, naik 16,36% ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18,2 triliun.

 

Chief Executive Officer (CEO) BNI Wilayah Surabaya Dasuki Amsir mengungkapkan sektor funding terus menunjukkan tren menggembirakan terutama menjelang akhir tahun. Hal itu, ucapnya, juga dipicu oleh kian membaiknya perekonomian di wilayah Jawa Timur.

 

“Biasanya, kinerja perbankan mengalami perlambatan jelang akhir tahun. Namun, pertumbuhan diharapkan tetap terlihat untuk semua layanan funding mulai dari tabungan, giro, hingga deposito,” katanya dalam paparan kinerja BNI wilayah Surabaya, meliputi area kerja Jawa Timur, hari ini (14/11).

 

Dasuki merinci layanan tabungan sepanjang kuartal III/2012 tumbuh dominan dengan catatan kenaikan sebesar 29,07%, atau senilai Rp 10,6 triliun. Giro juga turut terdongkrak 28,39% menjadi Rp 4 triliun, diikuti deposito yang anjlok tipis 4,24% menjadi Rp 6,6 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

 

Menurut Dasduki, pertumbuhan sektor lending tak kalah menggembirakan dengan mencatat pertumbuhan sebesar 14,32% dari pencapaian tahun lalu yakni Rp 10,9 triliun menjadi Rp 12,5 triliun. Kredit konsumer, kata Dia, tetap menjadi primadona dengan tingkat pertumbuhan sebesar 44,66%.

 

“Layanan kredit BNI tetap menjadi unggulan. Sampai September tahun ini, dana kredit yang tersalurkan sudah menembus Rp 3,1 triliun, diikuti kredit produktif sebesar Rp 9,4 triliun,” jelasnya.

 

Di samping itu, sepanjang tahun ini BNI kantor wilayah Surabaya telah menambah 13 outlet dan 550 ATM. dengan begitu, jumlah jaringan tercatat telah mencapai 167 outlet terdiri dari 20 kantor cabang utama (KCU), 102 kantor layanan, 35 kantor kas, 3 payment point dan 7 layanan gerak dengan total ATM mencapai 987 unit.

 

“Bahkan, sampai akhir tahun, kami menargetkan sudah berdiri 1.022 unit ATM di area kerja Jawa Timur. Penambahan outlet dan ATM diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan yang agresif terhadap dana murah,” ucapnya.

 

Di tempat yang sama, Chief Economist BNI Ryan Kiryanto mengungkapkan BNI menyambut baik keberadaan otoritas jasa keuangan (OJK) yang menjalankan fungsi pengawasan industri. Hanya saja, Dia menilai peran OJK perlu disinergikan melalui upaya-upaya koordinasi dengan pelaku industri jasa keuangan.

 

“Intinya, pengawas keuangan harus independen, di mana bank sentral patut diikutsertakan dalam fungsi pengawasan,” katanya.

 

Ryan berharap keberadaan OJK nantinya dapat mendorong industri keuangan yang sehat dan kuat secara berkelanjutan. Profesionalisme dan integritas, ujarnya, akan menjadi kunci utama suksesnya pendirian OJK di Indonesia.

 

“Indonesia harus belajar dari kasus yang terjadi di Inggris, ketika Northern Rock Bank, sebuah lembaga keuangan yang diawasi oleh FSA akhirnya kolaps dan dikenai bailout oleh Bank of England,” cecarnya. (Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...