Bukan Rp10 Ribu, Gus Ipul Usul Purbaya Tambah Bantuan Korban Bencana

[Parno Pemilik Lapak 0]

SYDNEY: Bank sentral Australia mempertahankan suku bunga acuan yang berada pada level tertinggi di negara-negara maju karena mulai stabilnya perekonomian global dan menguatnya laju inflasi domestik.

 

Nilai tukar dollar Australia pun melonjak hingga level tertinggi dalam 5 pekan terakhir. Gubernur the Reserve Bank of Australia (RBA) Glenn Stevens dan dewan deputinya mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,25% pada Selasa (6/11/2012).

 

Sebanyak 20 dari 27 ekonom yang disurvei Bloomberg sebelumnya memprediksi akan adanya pemangkasan suku bunga acuan menjadi 3%. Sementara separuh dari pedagang valas yang disurvei Bloomberg memprediksi RBA akan mempertahankan suku bunganya.

 

"Dengan data harga-harga yang sedikit lebih tinggi dari yang diestimasikan dan informasi terkini tentang perekonomian dunia yang sedikit lebih positif, dewan memutuskan kebijakan moneter yang telah diambil masih sesuai untuk saat ini," kata Stevens.

 

Keputusannya mempertahankan suku bunga acuan menunjukkan Australia merupakan salah satu negara industri yang masih harus mewaspadai risiko tekanan inflasi. Perekonomian Australia berorientasi kepada perdagangan.

 

Australia bergantung kepada permintaan China akan ekspor sumber daya alam Negara Kangguru untuk tumbuh. Pada saat yang sama, nilai tukarnya masih menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS). (bloomberg/03/ra)

 

 

 

Sumber