Sepanjang 2025, PHE Gelar 831 CSR se-Indonesia

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Kalangan pekerja menuntut upah minimum yang diterima pekerja/buruh pada 2013 minimal sekitar Rp2 juta, karena kebutuhan semakin bertambah dan harga barang terus naik.

 

Menurut Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Mudhofir, apabila upah pekerja/buruh memadai dan cukup untuk kebutuhan sehari-hari atau lebih maka produktivitas kerja dipastikan naik.

 

“Sikap penolakan kenaikan upah minimum di provinsi, kabupaten dan kota adalah upaya menjalankan upah murah tapi mau produktivitas yang tinggi,” katanya, Selasa (6/11).

 

Dia menjelaskan tuntutan upah minimum sebesar itu juga dikarenakan dalam 10 tahun belakangan ini upah minimum provinsi (UMP) dan upah minimum kabupaten/kota (UMK) jauh dari hidup layak.

 

Untuk itu, Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) menuntut UMP/K 2013 di kawasan Jabodetabek nilainya 15% dari kebutuhan hidup layak (KHL) atau kisarannya Rp2,7 juta per bulan.

 

MPBI adalah presidium tiga konfederasi pekerja, yakni Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), dan Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI).

 

Mudhofir menambahkan angka itu masih jauh dibawah upah pekerja Thailand yang sebesar Rp3,5 juta per bulan dan Malaysia upahnya Rp4,5 juta per bulan.. (if)

 

 

 

Sumber