Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

INDUSTRI MAINAN: Kalah bersaing, tumbuh negatif 5%

Recommended Posts

JAKARTA: Industri mainan edukatif dan tradisional mengalami pertumbuhan negatif sebesar 5% pada kuartal III/2012 dibandingkan tiga bulan sebelumnya akibat kalah bersaing dengan produk mainan impor.

 

Danang Sasongko, Ketua Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (APMETI), melihat importasi mainan impor semakin meningkat belakangan ini.

 

Mainan impor tersebut dijual dengan harga murah, dengan standar keamanan dan kesehatan bagi anak yang sangat diragukan.

 

“Impor mainan semakin menggila dan skala distribusinya semakin luas. Itu membuat kami kalah bersaing. Kira-kira kami turun sekitar 5% pada kuartal III dibandingkan kuartal II,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (5/11).

 

Untuk itu, Danang sangat mengharapkan peran serta pemerintah dalam meredam arus importasi produk mainan dari luar negeri dengan segera menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI).

 

Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan dukungan teknologi dan pendampingan bagi para peggiat mainan edukatif dan tradisional agar produk yang dihasilkan bisa bersaing di pasar mainan modern.

 

“Selama ini kami yang giat dengan perguruan tinggi, seperti Universitas Dipenogoro, untuk menginovasikan produk mainan tradisional seperti dakon dan engklek,” katanya.

 

Selain itu, lanjutnya, merosotnya kinerja industri mainan edukatif dan tradisional juga dipengaruhi oleh pasokan bahan baku yang terbatas.

 

Padahal, kata Danang, produsen mainan edukatif dan tradisional di Tanah Air sudah sangat siap meningkatkan standar mengikuti SNI.

 

Kendati tahun ini penuh ketidakpastian, Danang Sasongko masih optimistis dalam menghadapi tantangan pada tahun depan.

 

Komitmen Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia untuk menambah jumlah pendidikan pra-sekolah diharapkan menjadi peluang bagi peningkatan permintaan mainan edukatif.

 

Sejak Mei lalu, Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) mengungkapkan rencana pemerintah untuk segera memberlakukan SNI terhadap 544 produk tekstil, mainan, dan elektronik. Namun, sampai dengan November SNI atas produk mainan, yang berjumlah total 21 produk, tak kunjung terealisasi. (Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...