Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PEMERINTAH IRAK: Wakil Presiden dijatuhi hukuman mati

Recommended Posts

BAGHDAD-- Wakil Presiden Irak Tareq al-Hashemi, pengecam utama Perdana Menteri Nuri al-Maliki, dijatuhi hukuman mati keempat in absentia, Minggu, terkait dengan serangan bom mobil yang gagal terhadap peziarah Syiah.

 

Hashemi, salah seorang pejabat Sunni paling senior di Irak, membantah tuduhan-tuduhan oleh pemerintah Maliki (Syiah) dan menyebutnya sebagai bermotif politis.

 

"Hari ini pengadilan menjatuhkan hukuman mati pada Tareq al-Hashemi dan putra menantunya sesuai dengan Pasal Empat Undang-undang Anti-Teror dalam sebuah kasus terkait upaya menggunakan bom mobil untuk menyerang peziarah Syiah," kata juru bicara pengadilan Abdelsattar Bayraqdar.

 

Menurut Bayraqdar, upaya serangan bom mobil itu dilakukan pada Desember 2011 selama acara peringatan Asyura, ketika para peziarah Syiah berjalan menuju kota Karbala.

 

Menantu yang juga sekretaris Hashemi, Ahmed Qahtan, terakhir kali diketahui berada di Turki.

 

Bayraqdar dan ketua tim pengacara Hashemi, Muayad al-Izzi, mengatakan, vonis itu merupakan hukuman mati keempat yang dijatuhkan pada Wapres Irak itu sejak September.

 

Hashemi pada Kamis (1/11) dijatuhi hukuman mati terkait dengan pembunuhan seorang pejabat senior kementerian dalam negeri.

 

Ia dijatuhi dua hukuman mati pertama dalam sidang pada 9 September untuk kasus tiga pembunuhan. Pada hari yang sama, gelombang serangan mematikan terjadi di Irak, menewaskan puluhan orang.

 

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.

 

Para ulama Sunni memperingatkan bahwa Maliki sedang mendorong perpecahan sektarian, dan pemrotes memadati jalan-jalan Irak dengan membawa spanduk yang mendukung Hashemi dan mengecam pemerintah.

 

Pejabat-pejabat Irak mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Wakil Presiden Tareq al-Hashemi pada Senin (19/12) setelah mereka memperoleh pengakuan yang mengaitkannya dengan kegiatan teroris.

 

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak Mayor Jendral Adel Daham mengatakan pada jumpa pers, pengakuan para tersangka yang diidentifikasi sebagai pengawal Hashemi mengaitkan wakil presiden tersebut dengan pembunuhan-pembunuhan dan serangan.

 

Surat perintah penangkapan itu ditandatangani oleh lima hakim, kata Daham.

 

Puluhan pengawal Hashemi, seorang pemimpin Sunni Arab, ditangkap dalam beberapa pekan setelah pengumuman itu, namun tidak jelas berapa orang yang kini ditahan.

 

Hashemi, yang membantah tuduhan tersebut, bersembunyi di wilayah otonomi Kurdi di Irak utara, dan para pemimpin Kurdi menolak menyerahkannya ke Baghdad.

 

Pemerintah Kurdi bahkan mengizinkan Hashemi melakukan lawatan regional ke Qatar, Arab Saudi dan Turki.

 

Presiden wilayah otonomi Kurdi Irak Massud Barzani menyerukan perundingan darurat untuk mencegah runtuhnya pemerintah persatuan nasional, dengan memperingatkan bahwa "keadaan sedang mengarah ke krisis yang dalam".

 

Barzani sendiri bersitegang dengan pemerintah Maliki dan menuduh PM Irak itu bergerak ke arah kediktatoran dengan "membunuh proses demokrasi" setelah ketua komisi pemilu Irak ditangkap atas tuduhan korupsi.

 

Pemimpin Kurdi itu menentang penjualan pesawat tempur F-16 AS kepada Irak bila Maliki masih menjadi PM, karena ia khawatir pesawat-pesawat itu akan digunakan untuk menyerang Kurdistan.

 

Irak akan menerima 24 dari 36 jet tempur F-16 yang dipesannya dari AS pada awal 2014, kata seorang pejabat tinggi Irak kepada Reuters, Minggu (29/4). (Foto:telegraph.co.uk) (Antara/AFP/msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...