Kala PNM Dampingi Ibu-ibu Mekaar Berperan Sebagai Penguat Keluarga

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi minta Satpol PP dalam menjalankan tugasnya tidak berlaku kasar terhadap masyarakat.

 

Jika aparat Satpol PP menemukan adanya pelanggaran perda, lanjut Jokowi, harus mengambil tindakan secara persuasif dan dicarikan solusinya, seperti pedagang kaki lima. 

 

Tentunya dengan mengedepankan asas kemanusiaan yang harus dijunjung tinggi. 

 

"Bukan dikejar-kejar lalu dipukuli. Harus persuasif dan dicarikan solusinya segera," ujarnya seperti dikutip situs resmi pemprov DKI Jakarta, Rabu (30/10/2012).

 

Karena itu hari ini rencananya Jokowi akan mengumpulkan seluruh petugas Satpol PP DKI.

 

"Saya kenali dulu wajah-wajahnya, baru nanti kebijakannya menyusul setelah itu,” ujarnya. 

 

Menurut Jokowi, kebijakannya tentu berbeda saat dirinya memimpin Solo di mana seluruh alat pentungan, pistol dan tameng, dimasukkan ke gudang. 

 

Bahkan, Kepala Satpol PP, yang saat itu dijabat oleh Supono, langsung dicopot dan diganti oleh wanita lantaran menghadap Jokowi minta penambahan 600 pentungan, 600 tameng, dan empat pistol gas.

 

Sejak diganti petinggi Satpol PP oleh wanita, kebijakan Satpol PP Solo lebih manusiawi. Bahkan, setiap ada kegiatan pemerintahan, seluruh anggota Satpol PP Solo itu wajib mengenakan pakaian khas daerah tersebut.

 

“Kalau Satpol PP di DKI itu kira-kira dikasih pakaian seperti apa ya? Masih dipikirkan,” imbuh Jokowi.

 

Sebelumnya Jokowi juga menginginkan agar cara pelayanan di Kelurahan-Kelurahan diperbaiki.

 

Dia minta agar layanan di bagian front office kelurahan di tata seperti di bank-bank.

 

Bahkan, Jokowi juga meminta agar petugas yang melakukan pelayanan di bagian depan itu berpakaian rapi serta rajin menyapa masyarakat yang datang.

 

Tak hanya itu, Jokowi minta agar staf yang cantik bertugas di bagian depan menyambut masyarakat yang membutuhkan pelayanan kelurahan. (BeritaJakarta.com/ra)

 

 

 

 

Sumber