Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

DEMO KALTIM: Polisi biarkan preman pukul wartawan

Recommended Posts

SAMARINDA: Aksi unjuk rasa mahasiswa mengutuk kekerasan oleh aparat kepolisian di Kota Samarinda Kalimantan Timur, Senin (22/10) siang, berakhir ricuh.

 

Sekitar 13 mahasiswa, peserta unjuk rasa diciduk polisi di pusat perbelanjaan Mall Robinson di jalan M.Yamin, tak jauh dari lokasi demonstrasi.

 

Mereka dari aktivis Persatuan Mahasiswa Muslim Indonesia dan Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Samarinda. Ironisnya, pendemo yang ditangkap terkena pukulan oleh aksi premanisme. Namun, polisi membiarkan hal tersebut.

 

Sejumlah wartawan yang meliput pun terlibat adu mulut memprotes aksi kekerasan dilakukan preman. Akibatnya, salah satu kontributor stasiun televisi nasional, ANTV, Asri terkena pukulan oleh preman. Lagi-lagi, polisi membiarkannya.

 

“Saya terkena pukulan tiga kali. Polisi membiarkan terjadi pemukulan ini dan juga saat petugas keamanan pusat perbelanjaan ikut memukul mahasiswa,” ujar Asri diwawancarai sejumlah wartawan.

 

Akibat unjuk rasa ini, arus lalu lintas kendaraan di jalan M. Yamin ditutup sementara. Jalan M. Yamin yang merupakan jalan protokol dengan pusat perkantoran pemerintahan, swasta, perguruan tinggi negeri, tak bisa dilalui pengendara. Begitu juga pusat perbelanjaan Mall Robinson ikut memilih menghentakan operasional.

 

Wakapolresta Samarinda, AKBP Fajar Abdillah menjelaskan kepolisian berusaha mengamankan situasi unjuk rasa digelar mahasiswa dan juga mengamankan sejumlah kelompok massa berada dekat Pengadilan Negeri Samarinda.

 

“Kami mengamankan dua sisi kelompok massa agar tak terjadi hal yang tak diinginkan. Karena, ada beberapa warga yang berkumpul di lokasi,” ujarnya saat berdialog dengan wartawan.

 

Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Kalimantan Timur, Fitriansyah menjelaskan pihaknya akan mengawal kasus pemukulan kontributor ANTV agar diusut kepolisian untuk menangkap pelaku kekerasan. IJTI Kaltim mengutuk keras aksi premanisme yang terkesan dilindungi oleh polisi.

 

"Kami akan koordinasi dengan kepolisian dengan menyerahkan bukti rekaman kekerasan dilakukan preman yang dibiarkan. Semestinya, polisi lebih bisa mengamankan situasi agar tidak terjadi aksi kekerasan di ruang publik," jelas Fitriansyah, wartawan Metro TV yang turut meliput kejadian.

 

Sementara itu, Ketua Jurnalis Center dan Aksi Solidaritas Wartawan Kaltim Fajri Al Faroby menjelaskan kekerasan aksi premanisme terhadap wartawan yang meliput dan mahasiswa berunjuk rasa merupakan kesalahan aparat. Karena, polisi melakukan pembiaran aksi kekerasan.

 

"Kami mengutuk keras aparat membiarkan kekerasan. Kami akan mengirim surat ke Polresta Samarinda dan Polda Kaltim agar mencegah aksi kekerasan dilakukan preman. Karena, wartawan yang meliput dilindungi undang-undang," ujarnya. (K26/Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...