Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Per 5 Oktober, Penerimaan cukai, bea masuk & bea keluar capai Rp101,2 triliun

Recommended Posts

JAKARTA—Realisasi penerimaan pajak perdagangan internasional masih melebihi target meskipun terus tertekan oleh penurunan nilai ekspor CPO.

 

Dirjen Bea Cukai Agung Kuswandono mengungkapkan penerimaan cukai, bea masuk dan bea keluar per 5 Oktober 2012 telah melampau Rp101,2 triliun.

 

Penerimaan tersebut setara dengan 109,99% dari target penerimaan Januari—September 2012 yang ditetapkan pemerintah dan mencapai 84,78% target APBNP 2012.

 

“Penerimaan bagus, sampai 5 Oktober masih melampaui target. Sudah 109,99% dari target,” katanya, Jumat (19/10).

 

Agung menjelaskan capaian penerimaan pajak perdagangan internasional ditopang oleh kenaikan penerimaan bea masuk impor.

 

Penerimaan bea masuk per 5 Oktober 2012 melebihi Rp21,3 triliun atau 86,23% dari target Rp24,7 triliun dalam APBNP 2012.

 

Dalam Nota Keuangan RAPBN 2013, pemerintah memperkirakan realisasi penerimaan bea masuk 2012 bisa mencapai Rp26,1 triliun berdasarkan kenaikan realisasi pajak tersebut sepanjang 6 bulan pertama tahun ini.

 

Di sisi lain, penerimaan bea keluar tertekan oleh penurunan nilai ekspor minyak sawit mentah (CPO).

 

Realisasi penerimaan bea keluar per 5 Oktober 2012 senilai Rp17 baru mencapai 73,27% triliun dari target Rp23,2 triliun pada APBNP 2012.

 

Pengenaan bea keluar bijih mineral mulai Mei 2012 belum menunjukkan dampak signifikan meskipun pemerintah memperkirakan pajak baru tersebut realisasi 2012 bisa terdongkrak hingga Rp24,8 triliun.

 

“Kontribusi terbesar penerimaan bea keluar masih CPO, penerimaan cenderung turun. Pengenaan bea keluar tambang membantu [mengurangi penurunan], tapi sedikit,” kata Agung.

 

Adapun penerimaan cukai per 5 Oktober 2012 sudah melampaui Rp72,9 triliun atau setara dengan 91,23% target APBNP 2012.

 

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan pemerintah perlu meningkatkan upaya diplomasi terhadap pemerintah Malaysia untuk meningkatkan kendali atas harga CPO di pasar internasional.

 

“Semula ada wacana menurunkan supply, tapi Malaysia malah turunkan pajak ekspor dari sekitar 20% menjadi sekitar 4%,” katanya.

 

Lana menegaskan pemerintah tidak perlu mengikuti langkah Malaysia menurunkan bea keluar karena tidak akan berdampak besar di saat permintaan atas CPO lemah.

 

Menteri Pertanian Suswono mengatakan sudah seharusnya Indonesia dan Malaysia bisa menentukan harga CPO di pasar internasional karena memasok sekitar 90% dari kebutuhan dunia.

 

“Sebetulnya kita sudah sepakati akan atur supply. Sampai sekarang masih ada pembicaraan dengan Malaysia,” katanya setelah menghadiri rapat koordinasi Stabilisasi Harga Pangan, Jumat.

 

Suswono mengatakan pemerintah juga berusaha mendorong penghiliran industri CPO hilir dalam negeri untuk meningkatkan serapan CPO di dalam negeri yang baru 7—8 juta ton dari kapasitas produksi yang melebihi 23 juta ton.(faa)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...