Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

DAHLAN ISKAN: Jadi Presiden? Harus Ada Campur Tangan Tuhan (3)

Recommended Posts

JAKARTA: Setahun sudah Dahlan Iskan menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

 

Dalam masa yang singkat itu, sepak terjangnya ramai dibicarakan, antara lain karena dianggap 'tidak biasa' seperti saat dia membuka paksa pintu tol dalam kota untuk mengatasi antrean panjang. Rencana besarnya membenahi kinerja BUMN belum semuanya terlaksana.

 

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai strategi yang ditempuh Dahlan, berikut dinamika yang menyertainya, Bisnis berkesempatan berdialog dengan mantan Direktur Utama PT PLN itu. Berikut petikan wawancaranya:

 

Setahun menjadi menteri, apa saja suka dan dukanya, terutama pengaruhnya terhadap kehidupan pribadi Anda?

 

Sukanya, saya jadi bisa olahraga setiap pagi dengan teratur. Jam 5 pagi saya berangkat dari rumah ke Monas, kemudian senam pagi dengan ibu-ibu jam enam seperempat.

 

Kemudian, jam setengah tujuh, saya jalan kaki ke kantor, mandi, dan jam tujuh persis saya sudah mulai kerja. Itu saya lakukan dengan konsisten, seperti konsistennya rapat Selasa.

 

Namun, saya menyadari birokrasi seperti itu. Dukanya jadi sering makan hati, tapi gak apa-apa karena hati saya kan sudah baru.

 

Sejumlah kalangan mengatakan tekanan politik terhadap Kementerian BUMN dan BUMN sangat besar. Bagaimana Anda menyikapinya?

 

Kebetulan saya itu orangnya cuek, jadi tidak terlalu merasakan atau tidak terlalu dirasakan. Buat saya, ya… terserah saja-lah.

 

Apa pendapat Anda soal hubungan Anda sebagai menteri dengan Presiden sejauh ini?

 

Seperti yang kita ketahui bersama, Presiden itu kan orang yang sangat-sangat santun dan kebapakan, sehingga saya sendiri yang harus bisa membaca gelagat.

 

Jangan berharap Pak SBY itu marah-marah. Harus kita sendiri yang tahu diri dan saya sering merenung ‘Pak SBY kira-kira berkenan atau tidak’, saya sering begitu.

 

Apakah selama ini Anda merasa tersentil oleh pernyataan-pernyataan Presiden mengenai Anda atau Kementerian BUMN?

 

Saya tidak tahu apakah pernyataan itu benar dari Presiden atau dari Seskab yang berperan sebagai ketua kelasnya menteri-menteri.

 

Jadi, menurut saya wajar jika seperti itu. Kalau saya jadi Pak Dipo juga akan seperti itu. Kan dia ketua kelas kami.

 

Bagaimana kiat Anda untuk tetap menjaga kesehatan? Apalagi, belum lama ini Anda sempat jatuh sakit.

 

Itu kan karena saya pulang dari umroh, kemudian ke Irak yang panasnya luar biasa, sampai 46 derajat. Saya sedang dalam keadaan puasa sehingga tidak bisa banyak minum waktu itu. Akhirnya saya terkena flu, tapi itu flu dengan alasan yang jelas.

 

Saya bahkan sempat khawatir saya ini kena meningitis karena flu sampai 2 minggu tidak kunjung sembuh. Tapi ternyata flu biasa, jadi alhamdulillah. Saya tidak imunisasi saat itu, akhirnya saya kena demam.

 

Karena saya tidak biasa minum obat, selain obat hati, saya tidak minum obat saat flu, sehingga berkepanjangan.

 

Jadi, saya salah tiga kali, pertama tidak imunisasi, kedua ngotot puasa, ketiga tidak minum obat flu. Yang pasti murni bukan karena kegiatan sebagai menteri.

 

Banyak pihak menganggap Anda adalah tokoh fenomenal, terlihat dari seringnya muncul di pemberitaan media. Bahkan ada yang menilai Anda punya agenda pencitraan. Tanggapan Anda?

 

Saya tidak pernah kepikiran seperti itu. Saya sejak dulu juga begini. Misalnya waktu saya bersih-bersih di Cengkareng, banyak yang bilang saya pencitraan.

 

Loh? Saya itu sejak jadi menteri, setiap saya ke bandara, karena saya sering berpergian, saya selalu munguti sampah dan selalu minta petugas di sana membersihkan lokasi-lokasi yang kotor.

 

Namun, saat itu tidak ada wartawan yang lihat. Hari itu kebetulan ada yang memfoto dan ada yang upload sehingga jadi heboh. Padahal sebetulnya hampir satu tahun melakukan itu.

 

Di PLN pun saya melakukannya, tapi hanya di lingkungan PLN karena di luar itu saya tidak punya wewenang. Di PLN saya malah munguti puntung rokok, sampai akhirnya kami mengeluarkan keputusan yang keras yakni dilarang merokok.

 

Di kantor saya yang sebelumnya juga begitu. Saya sampai mengurusi toilet, taman, dan halaman. Tapi wajar orang menganggap seperti itu, tidak apa-apa.

 

Citra Anda terangkat dengan begitu, sampai-sampai data survei terakhir menunjukkan tingkat eletabilitas Anda masuk lima besar untuk menjadi presiden. Mungkin hal ini sering ditanyakan kepada Anda. Jika ditawarkan maju pada 2014, bagaimana sikap Anda?

 

 

Enggak-lah. Saya percaya untuk menjadi presiden, harus ada campur tangan dari Tuhan dan saya sangat percaya itu. Tidak bisa manusia mengingin-inginkan dan mengharap-harapkan. Saya apa kata Tuhan saja.

 

Kalau dari Anda pribadi, apa harapan bila sudah tidak menjadi menteri lagi?

 

Ya, jadi orang bebas lagi. Dulu kan waktu jad dirut PLN saya bilang, saya pengen 3 tahun saja di PLN meski jabatannya 5 tahun karena saya pengen jadi orang bebas lagi.

 

Karena sebahagia-bahagianya orang itu adalah orang yang bebas, apalagi yang punya uang.   (ra)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...