Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

WISATA KESEHATAN, butuh aksi khusus untuk dongkrak popularitas

Recommended Posts

JAKARTA: Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Kesehatan tengah  membuat task force menindaklanjuti kesepakatan mengembangkan wisata kesehatan

 

"Tim gugus tugas yang terbentuk akan berperan untuk memperlajari isu-isu terkait wisata kesehatan. Selanjutnya membuat rencana aksi untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan wisata kesehatan dunia" ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari E. Pangestu.

 

Menurut Mari, pekan lalu di Nusa Dua, Bali, kedua kementrian sepakat melakukan gerakan terpadu Indonesian Wellness and Healthcare Tourism Movement (IWHT) untuk mengembangkan wisata kesehatan Indonesia.

 

"Jenis wisata minat khusus ini  memiliki ciri khas natural dan holistik, dengan memanfaatkan kearifan budaya lokal dengan  didukung  data-data ilmiah dan mendapatkan dukungan dari sarana pelayanan kesehatan atau rumah sakit yang terakreditasi secara nasional dan internasional," ujarnya.

 

Untuk menjadi negara tujuan wisata kesehatan, Indonesia harus memenuhi berbagai standar. Pertama, standar untuk soft dan hard infrastructure, sumber daya manusia (SDM), dan rumah sakit (RS). Kedua, keamanan (security) yang terjamin, mulai dari lokasi yang aman hingga masalah pengaturan visa yang lebih ramah proses perpanjangan.

 

Standar ketiga menyangkut kualitas pelayanan dengan hospitality sense. Negara-negara yang sudah maju dalam hal wisata kesehatan seperti Singapura, Thailand karena mampu memenuhi dan mengembangkan hospitality aspect yang service oriented, kata Mari.

 

Saat ini, ujarnya, di Indonesia terdapat lima RS berstandar internasional. Sementara tiga RS lagi yang sedang diuji untuk sertifikasi standar internasionalnya.

 

Dia mengakui, untuk menjadikan Indonesia sebagai daerah tujuan wisata kesehatan, dibutuhkan proses dan waktu. Untuk itu Indonesia harus menentukan segmen yang disasar.

 

Pasalnya perawat dan semua juru medis harus memiliki kemampuan bahasa asing. Jika menargetkan konsumen dari Arab atau Jepang, dia mencontohkan, RS-RS dan paramedisnya harus bisa berbahasa Jepang atau Arab.

 

"Selain itu, supporting services harus mendukung. Intinya, masalah kenyamanan. Mulai dari ketika orang asing yang mau berobat ke sini disambut dengan kenyamanan, pelayanan di RS yang komunikatif dan tepat waktu, hingga  kemampuan paramedis, dokter, dan RS. Karena ini menyangkut wisata dan orang-orang yang mau menikmati layanan kesehatan," katanya

 

Selain harus memenuhi pelayanan medical yang terstandar dan bersertifikasi,dibutuhkan terobosan-terobosan. Tak ada istilah ketinggalan dalam masalah wisata kesehatan meski negri jiran lebih dulu menarik wisatawan Indonesia untuk berobat kenegara tetangga.

 

"Jangan takut  ketinggalan dan mulai dulu karena tujuan kita, tidak hanya menarik lebih banyak orang asing masuk ke sini, dengan tujuan wisata kesehatan. Tapi, juga agar orang-orang Indonesia yang selama ini berobat ke luar negeri, tidak lagi ke luar tapi memilih di sini," harapnya.

 

Setidaknya, mereka bisa menekan biaya yang harus dikeluarkan. Tidak perlu tinggal di hotel berbulan-bulan. Karena itu, mereka harus menemukan kenyamanan yang dinikmati di luar negeri, di sini. Terutama, dari sisi wellness (kesehatan medikal).

 

Orang yang melakukan wisata kesehatan akan tinggal lebih lama untuk melakukan perawatan. Penting bagi mereka untuk berada di tempat yang baik, seperti di resort, dimana mereka tinggal bukan hanya perawatan tapi juga melakukan kegiatan lain yang berkaitan dengan kepariwisataan.

 

 Ini adalah cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas wisatawan. Apalagi  studi yang dilakukan oleh KPMG Internasional menunjukkan estimasi peningkatan  pengeluaran wisata kesehatan menjadi US$100 miliar pada tahun 2012, atau meningkat 20% hingga 30% dari US$78.5 miliar pada 2010.

 

Sementara wisata wellness tercatat mencapai pengeluaran sebesar US$106 miliar pada tahun 2010. Karena itulah rencana aksi gerakan terpadu Indonesian Wellness and Healthcare Tourism Movement (IWHT) harus segera dilaksanakan.

 

"Task Force nanti yang akan mengatasi masalah izin praktek dokter-dokter internasional yang dibutuhkan dalam wisata kesehatan. Kita butuh proses ayo kejar ketinggalan," kata Mari. (arh)

 

 

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...