Daftar Saham Berpeluang Cuan di Pekan Pendek Jelang Libur Nataru

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Anggota Komisi X DPR Dedi Gumelar berharap kisruh penyalahgunaan wewenang rektor seperti yang terjadi di Universitas Indonesia tidak terjadi di universitas lain.

 

"Saya berharap tidak terjadi di kampus lain," kata Dedi dalam peluncuran dan diskusi buku Membangun di Atas Puing Integritas: Belajar dari Universitas Indonesia, Senin (15/10/2012).

 

Dia mengharapkan buku tersebut dibaca oleh civitas akademik universitas lain untuk mencegah terjadinya kasus serupa di kemudian hari. "Buku ini sebaiknya dibaca oleh civitas akademik universitas lain sehingga jika ada tanda-tanda penyimpangan seperti di UI bisa terdeteksi sejak awal," kata pria yang akrab disapa Miing itu.

 

Buku setebal 802 halaman itu merupakan karya bersama Gerakan UI Bersih yang selama setahun terakhir berupaya membersihkan UI dari praktik korupsi dan kesalahan manajemen.

 

Menurut Dedi, kasus UI merupakan bentuk ketidakpekaan civitas akademik kampus termasuk rektor, dosen, mahasiswa yang berlangsung terlalu lama hingga akhirnya mengkristal menjadi sebuah kekuasaan yang tiran.

 

Sementara Guru Besar UI Emil Salim juga mengatakan hal yang senada. "Pembiaran adalah kata kunci brengseknya UI ini," kata Emil.

 

Gumilar Rusliwa Soemantri yang terpilih menjadi rektor UI untuk masa jabatan 2007 - 2012 akhirnya lengser dari jabatannya pada Selasa (14/8/2012) atas desakan para mahasiswa UI karena dugaan terlibat korupsi.

 

Gumilar diduga terlibat korupsi terkait pengadaan IT di perpustakaan baru UI. Pihaknya juga telah memaksa untuk mengerjakan proyek boulevard yang rencananya dibangun di kampus UI, Depok, yang sebelumnya tidak pernah ada dalam master plan.

 

Hal itu membuat seluruh rencana pembangunan gedung baru termasuk gedung Rumah Sakit Pendidikan di UI terpaksa diubah untuk kemudian disesuaikan dengan pembangunan boulevard yang saat ini sedang berjalan.

 

Pemaksaan kehendak ini telah menyulut kemarahan dan kekecewaan UI sampai pada puncaknya Gumilar harus mundur setelah tindakannya memecat tujuh dekan.

 

Sebelumnya, Gumilar juga menuai kontroversi terkait keputusannya memberikan gelar doktor kehormatan untuk Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdulaziz al-Saud. (Antara/bas)(Foto:kaskus.co.id)

 

 

 

 

Sumber