Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

LAPORAN KHUSUS: Terjebak Janji Laba Rp3 juta/Hari (Bagian II)

Recommended Posts

Broker bodong memiliki banyak taktik untuk memburu mangsanya. Layaknya pasukan tahan banting, mereka tak akan berhenti menguntit calon investor sebelum calon investor benar-benar takluk. “Yang saya herankan, dari mana mereka bisa mendapatkan nomor handphone saya? Tiap hari kirim SMS promosi terus, sampai saya benar-benar limbung,” kata Maskuri, salah satu korban bisnis investasi emas online, akhir pekan lalu.

 

Maskuri mengaku takluk setelah 4 bulan digempur oleh petugas marketing sebuah pialang di Kota Solo. Mulai dari telepon rumahnya yang kerap berdering, kiriman SMS promosi menggiurkan hingga bertamu langsung ke rumahnya. Bekas karyawan leasing itu mula-mula tak tertarik dengan bisnis trading emas.

 

Selain tak paham teknologi, Maskuri juga tak kenal bisnis trading sama sekali. Namun, suatu hari tanpa diduga, musibah itu datang. Di tengah statusnya yang tak lagi bekerja, ibunya mulai sakit. “Saat itu, saya kepikir bagaimana bisa dapat uang tanpa kerja. Maka, investasi emas itu pilihan saya,” ujarnya.

 

Gayung pun bersambut. Petugas marketing pialang yang selama ini menguntitnya seolah menyongsongnya. Tanpa pikir panjang, Maskuri langsung menyetorkan uang Rp87 juta seperti permintaan broker. Uang itu ia transfer tanpa berpikir surat perjanjian, risiko, kredibilitas perusahaannya, hingga bagaimana ia masuk account trading.

 

Sebab, yang terbayang dalam pikiran Maskuri ialah keuntungan besar, yakni Rp1 juta-Rp3 juta dalam sehari tanpa bekerja. “Email hingga account trading saya pun dibuatkan perusahaan itu. Saya kan tak paham email,” jelasnya.

 

Akhirnya Maskuri terjebak. Ia tak bisa berkutik. Sebab, semua bukti atas dugaan penipuan yang ia laporkan ke aparat tak terpenuhi. “Surat perjanjian telanjur saya tanda tangani, sementara bukti laporan di email saya sudah hilang,” katanya.

 

Sumber Espos yang juga mantan petugas marketing investasi emas online di Kota Yogyakarta membagikan resep dalam menjaring para korban. Salah satunya ialah dengan memburu nomor telepon para calon korban dari orang terdekatnya serta institusi tempat bekerja. Jika ditanya dari mana mendapatkan nomor itu, ia beralasan data sudah tercatat di kantor pusat dan ia hanya pelaksana lapangan.

 

“Pokoknya, terus kami kejar hingga ke rumahnya agar bersedia investasi. Kami janjikan untung besar dengan paparan yang seolah masuk akal. Padahal, kami tahu, itu hanya tipu-tipu pimpinan kami,” jelas pria yang enggan disebutkan namanya itu.

 

Tak hanya melalui telekomunikasi. Aksi kejahatan ini juga memanfaatkan rekan kerja, teman dekat bahkan saudara untuk menambah jejaring anggota baru. Dengan pendekatan saudara, upaya memengaruhi akan mudah. “Dan, itu sudah terbukti dalam bisnis yang kini bermasalah itu,” kata Pujiono, warga Solo yang keluarganya menjadi korban investasi emas online.  (Tim Espos/msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...