Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PELABUHAN KALI ADEM: 30 Kapal Tradisional Dilarang Sandar

Recommended Posts

JAKARTA: Lebih dari 30 kapal tradisional yang difungsikan sebagai angkutan penumpang dan barang dari dan ke Kepulauan Seribu melalui Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara harus dipindahkan karena dinilai tidak layak sandar.

 

Bupati Kepulauan Seribu Achmad Ludfi menuturkan keberadaan pelabuhan tersebut sangat besar manfaatnya bagi masyarakat yang mengoperasikan kapalnya selain sebagai kapal barang, juga sebagai kapal penumpang, karena terjadinya peningkatan penumpang menuju Kepulauan Seribu.

 

?Namun dari instansi berwenang hal tersebut tidak diperkenankan. Ada kesan 38 kapal tradisional yang jadi alat angkut ke Kepulauan Seribu belum memiliki standar pelayanan, seperti standar yang diterapkan di Kali Adem,? kata Achmad, Selasa (3/10/2012).

 

Dalam proses transisi menuju proses penyempurnaan syarat pelayaran, urainya, akan diberi kesempatan uji coba pada tiga kapal. Adapun kapal-kapal lainnya akan tetap beroperasi meski tidak ikut menyandar di Pelabuhan Kali Adem.

 

Kepala Unit Pengelola Angkutan Perairan dan Pelabuhan Dishub DKI Drajad Adhyaksa mengatakan berdasarkan pantauan, jumlah kapal tradisional yang beroperasi dari Senin-Jumat tidaklah banyak, hanya berkisar 3 kapal saja.

 

?Tapi kalau weekend bisa semuanya. Sementara kapal yang disediakan oleh Dishub setiap weekend pasti full, bahkan penumpang sudah ada yang mengantri sejak malam hari sebelumnya,? ujar Drajad.

 

Adapun jumlah kapal yang dioperasikan saat ini terdiri dari dua kapal lumba-lumba kapasitas 50 orang, dan enam kapal kerapu kapasitas 25 orang. Karena kebutuhan yang cukup tinggi, Dishub mengaku sudah menyiapkan satu kapal besar kapasitas 200 orang yang akan dioperasikan tahun ini.

 

Dishub mengusulkan agar kapal tradisional tersebut dialihkan pengoperasiannya ke pelabuhan laut lain, seperti Pelabuhan Sunda Kelapa, Pelabuhan Kalibaru, Pelabuhan Marunda, atau Pelabuhan Pangkalan Pasir.

 

Dia meminta pemda melakukan pembinaan kepada kapal tradisional selama masa transisi. ?Dibuat badan hukum, pastikan aspek perijinan ABK (anak buah kapal), juga perlu diperhatikan mata pencahariannya,? katanya.

 

Menurut Drajad, masalah keselamatan penumpang tidak bisa ditawar. Oleh sebab itu, sambungnya, kapal harus melengkapi segala kebutuhan standar seperti radio pemancar, pelampung, juga surat kecakapan khusus.?

 

Saat ini, kapal tujuan Kepulauan Seribu baru bisa melakukan perjalan dua kali PP setiap hari. Karena kecepatan kapal masih rendah, jelas Drajad, dibutuhkan waktu 4-5 jam untuk satu kali PP. Adapun total anggaran operator laut sebesar Rp20 miliar untuk tahun ini.

 

Dari Pelabuhan Muara Angke, kapal melayani rute menuju Untung Jawa, Pramuka, Kelapa, Tidung, Pari, Payung, dan Lancang. Untuk sekali jalan, penumpang harus mengeluarkan uang Rp32.000, sedangkan menggunakan kapal tradisional Rp35.000. (bas)

?

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...