Aturan Berlaku Saldo Minimum Bank Mandiri-BRI-BNI, Ada yang Rp 1 Juta

[Lebay Pemilik Lapak 0]

BALIKPAPAN - Hingga kini belum ada satu daerahpun yang massif melakukan pengembangan tanaman aren sebagai tanaman pangan sekaligus bahan bakar nabati (BBN) sebagai bahan altenatif dari energy fosil yang tak terbarukan."Kalau massif belum ada, data disepakati secara nasional hanya 60 ribu hektar. Itu terdapat di 14 provinsi tapi pun tidak massif seperti sawit," ujar? Peneliti Senior pada Teknik Agrikultur dan Teknologi/Bioenergi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang Prastowo, usai seminar nasional mengenai Aren,di hotel Novotel, Rabu (26/9/2012).

 

Pemkab Kutim saat ini baru mengembangkan bibit aren genjah seluas 50 hektare. Karena itu ia mendorong Pemkab Kabupaten Kutai Timur untuk mengembangkan tanaman aren genjah sebagai komoditas unggul karena bisa dimanfaatkan sebagai alternatif energi terbarukan.

?

Ia mengatakan energi terbarukan aren diperoleh dari pemanfaatan bioetanolnya. Namun, dia menyebutkan kandungan alkohol didalam produk bioetanol dari aren tersebut harus di atas 97 persen.

 

"Sehingga perlu peralatan mekanis untuk mengolahnya untuk diperoleh hasil yang berkualitas tinggi tersebut. Kalau dikelola industri itu bisa dan Pertamina lah yang me njadi satu-satu pembeli? bioetanol (fuel gride etanol)," katanya usai menjadi pembicara seminar Nasional Aren.

 

Dia menyebutkan bioetanol yang banyak diproduksi saat ini memiliki kandungan alkohol sekira 30 persen atau bioetanol pasaran sehingga kualitasnya masih belum cukup baik.

 

Menurutnya, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), yang memiliki potensi aren genjah, menurutnya bisa mengambil peluang ini untuk dibudidayakan secara masif. Aren genjah beda dengan aren biasa, Aren genjah mulai berproduksi nira pada umur 5 tahun serta memiliki tinggi kurang dari 3 meter"

 

"Sehingga memudahkan penyadapan dan bisa mengurangi biaya penyadapan nira. Adapun aren lain mulai berproduksi nira pada usia 10 tahun dan memiliki tinggi pohon yang menjulang sehingga susah untuk disadap," jelasnya.

 

Selain itu, Produksi nira aren genjah bisa mencapai 5.900 liter per pohon selama masa produktifnya yakni antara umur 5-7 tahun. Estimasi produksi diperkirakan bisa mencapai 950.000 liter nira per hektare dengan perhitungan jumlah tanaman aren per hektare mencapai 160 pohon.

 

Biasanya, 1 liter bioetanol bisa diproduksi dari 20 liter nira sehingga per hektare lahan diperkirakan mampu memproduksi 38 ribu liter bioetanol. Komposisi ini bisa meningkat? dengan memanfaatkan peralatan mekanis yang? memiliki kualifikasi tertentu.

 

?Kalau biasanya produksi etanol sekitar 1/10 atau 1/20 dari jumlah nira, dengan menggunakan alat mekanis bisa meningkat sehingga hasilnya bisa lebih baik,? tambahnya.

Di Indonesia, berdasarkan data, kebutuhan bioetanol meningkat.

 

Pada 2009 lalu pasar Indonesia butuh 153 ribu KL bioetanol sedangkan pada 2011 lalu meningkat menjadi 272 ribu KL.

 

?Bahan baku memang masih sangat terbatas tapi untuk aren bisa dikembangkan. Karena kalau bahan baku ubi kayu dan moleses (tebu) itu ada persaingan untuk bumbu masak dan untuk ekspor. Makanya ke depan harus ada area khusus untuk aren untuk etanol," jelasnya. (ade)

 

 

 

Sumber