Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

IMPOR DAGING SAPI: HKTI minta pemerintah peduli produksi daging sapi lokal

Recommended Posts

JAKARTA - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) meminta pemerintah memberikan perhatian untuk mengembangkan produksi daging sapi karena sampai saat ini Indonesia masih mengimpor bahan makanan sumber protein tersebut dalam jumlah cukup besar.

 

"Sebaiknya pemerintah membuat kebijakan yang berpihak kepada peternak. Saya mengajak seluruh masyarakat berpihak kepada petani, peternak, dan nelayan," kata Ketua Umum HKTI Oesman Sapta, di Jakarta, Senin, sehubungan Hari Tani ke-52.

 

HKTI meminta pemerintah untuk memasang target agar bisa memenuhi kebutuhan daging sapi dari dalam negeri sendiri, tanpa terus ketergantungan pada daging impor.

 

Oesman mengtakan impor daging sapi terus berlanjut selama bertahun-tahun karena tidak adanyanya pembatasan terhadap impor tersebut. Oesman mengharapkan pemerintah membuat kebijakan yang melindungi dan memberikan insentif bagi peternak sapi.?

 

Jika daging sapi tidak bisa dipenuhi dari dalam negeri, katanya, maka di saat masyarakat membutuhkan seperti saat akan merayakan hari besar maka harga daging bisa meningkat tajam sehingga akan sangat memberatkan masyarakat banyak.

 

Pemerintah, katanya, harus membuat target pemenuhan daging dari dalam negeri, misalnya tiga tahun ke depan sudah tidak dilakukan lagi. "Saya tidak mengatakan anti impor, tapi kita harus lebih memikirkan bagaimana pertaniannya bisa subur dan peternakannya bisa produktif," ujarnya.

 

Ia mengatakan kedaulatan pangan merupakan tema utama yang harus diperjuangkan pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Inti dari kedaulatan pangan adalah kebutuhan dalam negeri dipenuhi dari produksi sendiri dan bukannya impor.

 

Pada awal bulan September ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan usulan kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Peternakan Kementerian Pertanian untuk memenuhi kuota impor daging sebesar 8.500 ton hingga akhir tahun.

 

"Industri pengolahan daging yang tergabung dalam Nampa membutuhkan 7.000 ton daging impor. Sedangkan 750 ton daging impor diperuntukkan bagi anggota Asosiasi Distributor Daging Indonesia dan 750 ton bagi produsen pengolahan sosis dan bakso," kata Direktur Industri Makanan Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Faiz Ahmad.

 

Faiz menjelaskan kebutuhan daging beku untuk industri pengolahan pada tahun lalu mencapai 19.520 ton. "Tahun ini, permintaan daging beku naik 5 persen dibandingkan tahun lalu. Selama ini, kuota daging impor sebagian besar diperuntukkan bagi sektor perhotelan dan restoran, sehingga pasokan bagi industri sangat minim," katanya.

 

Sedangkan Ketua National Meat Processor Association (Nampa), Ishana Mahisa mengatakan selama, semester II-2012, industri pengolahan daging membutuhkan bahan baku 11.535 ton.

 

Sementara itu, kuota impor daging sapi pada semester II tahun ini sekitar 8.300 ton, tetapi yang dialokasikan kepada industri hanya 1.513 ton. "Total perolehan daging impor oleh industri pada semester kedua sebanyak 8.513. Semestinya kami dapat 4.500 ton dari kuota impor daging sapi semester II-2012 sebesar 8.300 ton, sehingga kami bisa tenang karena jaminan ketersediaan bahan baku," katanya.

 

Ishana menambahkan pemerintah memberikan impor daging sapi pada tahun ini 34.000 ton. Realisasi impor daging sapi beku pada semester I-2012 sebanyak 25.700 ton, sedangkan sisa untuk semester II sebanyak 8.300 ton.

 

"Akibat desakan dari industri, akhirnya pemerintah menambah kuota impor daging sapi beku sebanyak 7.000 ton. Dengan demikian, pasokan daging yang tersedia untuk industri olahan hanya mencapai 8.513 ton, sedangkan kekurangan bahan baku untuk pabrik sosis dan lainnya mencapai 3.022 ton hingga akhir tahun," katanya. (Antara/faa)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...