Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BANK INDONESIA: Inflasi Agustus di luar perkiraan

Recommended Posts

JAKARTA: Bank Indonesia menyatakan inflasi Agustus yang mencapai 0,95% di luar perkiraan, meskipun lebih disebabkan oleh momen Lebaran.

 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menuturkan realisasinya lebih tinggi dari prediksi sebelumnya antara 0,7% sampai 0,8%. “Memang realisasinya sedikit lebih tinggi, dan itu lebih banyak karena pengaruh Idul Fitri serta tentu saja pengaruh komoditi,” ujarnya, Selasa (4/9/2012).

 

Namun, Darmin melanjutkan kenaikan tingkat inflasi itu masih termasuk normal.

 

Direktur Eksekutif Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo menerangkan bank sentral memperkirakan inflasi pada 2013 bisa mencapai 4,8%. “Total dampak tambahan inflasi sekitar 0,3%, jadi bisa saja menyentuh 5,1%. Kalau disepakati pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bisa segitu, ini kan belum disetujui,” ungkapnya.

 

BI menambahkan angka itu sudah termasuk efek multiplier dan rencana pemerintah menaikkan Tarif Tenaga Listrik (TTL) sebesar 4% per kuartal.

 

Terkait tren menurunnya net interest margin (NIM) di perbankan, bank sentral menyatakan hal tersebut menunjukkan adanya persaingan antar bank. Darmin menerangkan hal itu merupakan sesuatu yang bagus dalam industri.

 

“Justru yang tidak bagus kalau tidak ada persaingan. Kita memang ingin penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) itu di dalam prosesnya akan mendorong persaingan,” paparnya. Darmin mengatakan dengan adanya persaingan yang sehat, perbankan akan didorong untuk menjadi semakin efisien. 

 

Sebelumnya, bank sentral menilai perbankan nasional belum menunjukkan efisiensi yang optimal. Pekan lalu, Darmin menyatakan jika efisiensi perbankan ditingkatkan, maka akan timbul ruang baru untuk pertumbuhan. 

 

“Sebenarnya ini blessing in disguise, bukan satu yang patut dibanggakan tapi bersyukur kita punya itu. Karena perbankan tidak efisien, pada waktu kita melakukan efisiensi maka kemudian timbul ruang baru,” tukasnya.

 

Darmin menjelaskan jika bank lebih efisien, maka dengan rendahnya rasio kredit terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan di tengah melambatnya situasi ekonomi dunia, pertumbuhan kredit Indonesia dapat mencapai 25%.

 

Tahun lalu, rasio kredit terhadap PDB Indonesia berada di posisi 29,1%. Sementara, di Filipina perbandingannya mencapai 29,6%, Malaysia 114%, Thailand 117%, dan Cina 131%.

 

BI juga menyatakan pertumbuhan ekonomi yang bagus ditopang oleh rendahnya defisit fiskal dan tingkat inflasi, yang akhirnya membentuk keseimbangan ekonomi. Namun, bank sentral memandang struktur industri belum mampu mendukung dinamika tersebut karena impor barang modal tinggi sementara ekspor melemah, akibatnya terjadi komplikasi.(msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...