Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

SELISIH NERACA PERDAGANGAN: Juli Masih Surplus, Ekspor CPO Beri Andil

Recommended Posts

JAKARTA: Selisih neraca perdagangan tahunan Indonesia masih bertahan surplus pada Juli ditopang oleh lonjakan volume ekspor minyak sawit mentah.

 

Data BPS menyatakan surplus neraca perdagangan untuk periode Januari—Juli 2012 sebesar US$335,59 juta, turun sedikit dibandingkan surplus sampai Juni yang sebesar US$512,09 juta.

 

Defisit neraca perdagangan anjlok 86,27% dari US$1,28 miliar pada Juni menjadi US$176,5 juta pada Juli.

 

Kepala BPS Suryamin mengatakan penurunan defisit neraca perdagangan pada Juli 2012 bisa menjadi tanda pemulihan kinerja perdagangan internasional Indonesia.

 

“Defisit kita pada Juli jauh turun dibandingkan Juni. Kalau dilihat dari pola bulanan semoga dalam waktu dekat defisit [bulanan] berganti jadi surplus,” katanya, Senin (3/9/2012).

 

Defisit neraca perdagangan bulanan terjadi sejak April dan memuncak pada Juni dengan nilai defisit sebesar US$1,28 miliar.

 

Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih mengatakan defisit neraca perdagangan Indonesia pada Juli jauh di bawah proyeksi.

 

“Saya sendiri prediksi sekitar US$800 juta-an. Ini di luar dugaan karena harga komoditas ekspor kita cenderung turun, kecuali CPO yang flat,” katanya.

 

Survei Bloomberg sebelum pengumuman BPS memproyeksikan neraca perdagangan Indonesia pada Juli mencapai US$1,5 miliar.

 

Suryamin memaparkan penurunan defisit neraca perdagangan pada Juli disebabkan oleh kenaikan nilai ekspor komoditas lemak dan minyak hewan/nabati disertai penurunan nilai impor migas.

 

Data BPS menyatakan nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati naik 58,30 dari US$1.426,4 juta pada Juni menjadi US$2.258,1 juta pada Juli.

 

Lonjakan tersebut dipacu oleh kenaikan volume ekspor sebesar 66,90% dari 1,39 ton pada Juni menjadi 2,33 juta ton pada Juli.

 

Nilai ekspor pada Juli menjadikan total ekspor lemak dan minyak hewan/nabati Indonesia Januari—Juli 2012 sebesar US$12.499,40 juta atau naik 8,81% dibandingkan periode yang sama 2011.

 

Pos tarif lemak dan minyak hewan/nabati biasanya didominasi oleh minyak sawit mentah (CPO), pada semester I nilai ekspor CPO mencapai US$9,95 miliar dari total ekspor lemak dan minyak hewan/nabati US$10,24 miliar.

 

Di sisi lain, Suryamin mengatakan impor migas turun 2,39% dengan nilai penurunan terbesar tercatat pada pos impor hasil minyak.

 

Indonesia hanya mengimpor hasil minyak senilai US$1.963,6 juta pada Juli 2012, lebih rendah 18,16% dibandingkan impor Juni 2012 yang sebesar US$2.399,2 juta.

 

“Tapi penurunan ini karena pada bulan sebelumnya pemerintah mengimpor banyak untuk persediaan, kita harus lihat [nilai impor] bulan setelah,” kata Suryamin.

 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan defisit neraca perdagangan turun karena pengusaha menggenjot volume ekspor.

 

“Sebelumnya mereka menunggu harga bisa naik lagi, tapi karena sepertinya tidak akan naik lagi mereka ekspor sebanyak-banyaknya,” katanya.

 

Namun, Ekonom Standar Chartered Fauzi Ichsan memperkirakan faktor nilai tukar rupiah tidak terlalu berpengaruh pada kenaikan ekspor.

 

Dia mengatakan nilai rupiah hanya bergeser 2%-3% dalam beberapa bulan terakhir, sedangkan kontrak perdagangan biasanya telah disepekati 2-3 bulan sebelum tanggal pengiriman.

 

“Data sebulan tidak bisa digunakan untuk prediksi, masih harus dilihat apakah bertahan sampai akhir tahun,” jelasFauzi. (if)

 

 

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...