Pemerintah Siapkan Pasokan Cabai untuk Redam Harga Jelang Nataru

[Parno Pemilik Lapak 0]

PALEMBANG - Bank Indonesia Wilayah VII Palembang memerkirakan pertumbuhan kredit investasi di Sumatra Selatan akan melambat pada kuartal III/2012 karena kegiatan investasi mulai berkurang pada akhir tahun.

 

Peneliti Ekonomi Bank Indonesia Kantor Wilayah VII Palembang, Gamal Muhammad, mengatakan pertumbuhan tertinggi untuk kredit investasi sudah terjadi per Juni 2012 dimana tumbuh 41,70% atau mencapai Rp8,8 triliun dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp6,2 triliun.

 

"Puncak kredit investasi sudah terjadi sejak awal tahun sampai Juni 2012 karena saat itu kegiatan investasi khususnya di bidang perkebunan dan industri sawit cukup marak," katanya kepada Bisnis, Senin (3/9).

 

Menurut Gamal pada triwulan II/2012 pertumbuhan tertinggi memang terjadi pada kredit investasi dibanding penggunaan yang lain. Namun, pada kuartal ketiga, akan terjadi pergantian ke kredit modal kerja. Pasalnya, para pelaku usaha mulai memanfaatkan lahan dari investasinya.

 

Dia menambahkan selama ini kredit investasi di Sumsel cenderung digunakan untuk industri perkebunan sawit "Kredit investasi itu kan termasuk untuk bidang industrinya. Investasi untuk cpo ( crude palm oil) di Sumsel ini memang sangat tinggi," ujarnya.

 

Berdasarkan catatan otoritas tersebut meski masih mendominasi nilai penyaluran kredit, pertumbuhan kredit modal kerja lebih rendah dibanding kredit investasi pada triwulan II/2012, yaitu sebesar 29,10% ( yoy).

 

"Pada kuartal ketiga ini akan terjadi pergeseran dimana pertumbuhan kredit modal kerja akan lebih tinggi dibanding kredit investasi," katanya.

 

Adapun nilai kredit modal kerja yang disalurkan mencapai Rp16,78 triliun dari total penyaluran kredit di Sumsel sebesar R41,2 triliun.Sisanya tersalurkan untuk kredit konsumsi sebesar Rp15,6 triliun.

 

(faa)

 

 

 

Sumber