Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KOMODITAS TEMBAKAU: Cegah Harga Terpuruk, Lahan di Jateng dikurangi

Recommended Posts

SEMARANG:  Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun ini memberlakukan kebijakan pengurangan luas lahan tanaman tembakau dari sekitar 30.000 hektare menjadi 20.000 hektare untuk menjaga agar harga komoditas itu tidak terpuruk.

 

Kepala Dinas Perkebunan Jateng Teguh Winarno mengatakan pengurangan luas lahan tembakau sebanyak 10.000 hektare (ha) atau dari kondisi 30.000 ha menjadi 20.000 ha ditargetkan selesai pada 2014.

 

Selain untuk melindungi bisnis petani tembakau, kebijakan itu juga sebagai upaya konservasi sejumlah kebun tembakau yang tingkat erosinya sudah sangat tinggi.

 

“Pengendalian komoditas ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan antara supply dan demand antara tembakau petani dan kebutuhan pabrik rokok yang ada, sehingga harganya tidak jatuh,” ujarnya hari ini, Minggu (2/9/2012).

 

Dia mengatakan, dengan luasan lahan sebesar 30.000 ha tersebut dapat menghasilkan tembakau sekitar 15.000 ton, sementara kebutuhan tembakau dari pabrik rokok hanya sekitar 8.000-10.000 ton saja.

 

“Jika luasan lahan itu tidak dikendalikan dan terus meningkat, dikhawatirkan akibat tidak seimbangan supplay and demand itu nantinya menyebabkan harga tembakau menjadi terlalu murah sehingga justru merugikan petani, meskipun selama ini seluruh tembakau petani mampu terserap pabrik rokok,” tuturnya.

 

Selain itu, lanjutnya,  pengendalian lahan juga sebagai upaya untuk mengurangi tingkat erosi di sejumlah sentra kebun tembakau yang kondisinya cukup mengkhawatirkan.

 

Resistensi Petani

 

Teguh mengakui pengendalian terhadap luasan lahan komoditas tembakau ini sangat sulit, mengingat minat petani untuk beralih untuk menanam komoditas lainnya masih sangat minim, lantaran menjadi petani tembakau sudah merupakan kebanggaan dan juga sudah turun temurun.

 

Selain itu, lanjutnya, petani enggan menanam komoditas lain mengingat tembakau menjanjikan keuntungan yang cukup besar dalam setiap panenan yang bagus, dengan masa tanam yang tidak terlalu lama juga dibandingkan komoditas lain.

 

“Kami sebenarnya sudah mulai melakukan pengendalian sejak 2003, namun hasilnya belum memuaskan, baru sekitar 1.000-2.000 hektar lahan yang berhasil untuk diversifikasi ke komoditas lain, seperti misalnya di daerah Tlahap, Temanggung terdapat sekitar 1.000 hektare lahan telah berganti ditanami sejuta pohon Kopi Arabica,” ujarnya.

 

Menurutnya, sejumlah daerah yang menjadi prioritas pengendalian lahan tembakau memang berada di daerah Temanggung dan Wonososbo, mengingat wilayah tersebut tingkat erosinya cukup tinggi, menyususl sejumlah daerah lain seperti Waleri, Demak, dan Kendal. (sut)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...