BNI Bersama BUMN Peduli Hadir bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Laba bersih PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sepanjang semester I/2012 anjlok drastis hingga 99,7% dari Rp10,3 triliun menjadi hanya Rp31 miliar akibat rugi selisih kurs mata uang asing.

 

Seperti dikutip dari website resmi perseroan Minggu (2/9/2012), PLN diketahui telah menerbitkan laporan keuangan per semester I/2012 yang telah di-review oleh kantor akuntan publik Osman Bing Satrio & Rekan (member firm of Deloitte Touche Tohmatsu Limited).

 

Dengan margin PSO dari pemerintah sebesar 7% pada tahun ini, PLN berhasil membukukan laba usaha Rp16,4 triliun atau naik 40,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,7 triliun.

 

Namun, laba bersih perseroan mengalami penurunan drastis dari Rp10,3 triliun menjadi hanya Rp31 miliar pada semester I/2012. Hal ini terutama akibat adanya rugi selisih kurs mata uang asing yang umumnya berasal dari translasi aset dan kewajiban moneter perusahaan dalam mata uang asing.

 

Ada pun pendapatan usaha PLN tercatat Rp111,3 triliun, naik 13% dari pendapatan usaha periode yang sama tahun lalu sebesar Rp98,5 triliun. Hal ini terutama disumbang oleh penambahan jumlah pelanggan dan penambahan volume penjualan.

 

Penjualan listrik sepanjang semester I/2012 tercatat sebesar 84,74 Twh atau mencapai 102,54% dari target sebesar 82,64 Twh. Angka realisasi itu juga lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi semester yang sama tahun lalu sebesar 76,87 Twh.

 

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan tingginya penjualan listrik tersebut terutama disumbang oleh pertumbuhan konsumsi listrik seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan daya beli masyarakat.

 

“Penjualan listrik selama semester I mencapai 102%. Angka itu juga disumbang oleh penambahan pelanggan yang mencapai 53% di atas target,” ujar Nur.

 

PLN mencatat penambahan pelanggan selama semester I/2012 mencapai 1,8 juta atau 153,24% dari target 1,2 juta pelanggan. Realisasi ini juga lebih tinggi dari realisasi semester I tahun lalu sebanyak 1,6 juta pelanggan.(msb)

 

 

 

Sumber