Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

DAMPAK ATURAN UANG MUKA: Penjualan rumah menengah ke bawah stabil

Recommended Posts

MEDAN: Walaupun Bank Indonesia (BI) mewajibkan uang muka pembelian rumah menjadi 30% tampaknya tidak begitu besar pengaruhnya kepada penjualan tipe rumah menengah ke bawah di Sumatra Utara.

 

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatra Utara Bidang Sarana dan Prasarana Dhody Tahier membenarkan sejauh ini belum ada penurunan signifikan penaikan uang muka perumahan terhadap penjualan rumah menengah ke bawah.

 

“Malahan rumah menengah ke bawah berapapun dibangun para pengembang semua habis. Malahan rumah tipe -45 permintaannya meningkat 10%,” ujarnya kepada Bisnis di Medan, Minggu (2/9).

 

Menurut dia, rumah yang sedikit menurun penjualannya adalah rumah mewah. Itupun, paparnya, penyebab turunnya penjualan rumah mewah bukan karena penaikan uang muka.

 

Namun, lebih karena adanya kewajiban bagi pengembang melaporkan setiap pembelian rumah mewah kepada pemerintah.

 

“Kan ada ketentuan. Setiap pembelian rumah Rp500 juta ke atas secara tunai wajib dilaporkan kepada pihak terkait agar bisa memantau pencucian uang. Ini membuat pemilik dana enggan membeli rumah,” tuturnya.

 

Malahan, kata dia, sejumlah konglomerat Indonesia memilih membeli rumah di Singapura dan Malaysia karena lebih aman dan tidak memiliki kewajiban untuk melaporkan transaksi kepada pihak berwenang.

 

Dia mengatakan sejumlah iklan properti dari Singapura dan Malaysia menghiasi sebuah koran lokal di Medan setiap bulan dengan menawarkan investasi kondominium menengah ke atas.

 

“Ratusan penduduk Medan mengincar lokasi perumahan di Singapura dan Penang,” tuturnya.

 

Seorang pembeli rumah di kawasan Bunga Rampe Raya Medan, M. Silalahi membenarkan mengambil sebuah rumah tipe-56 karena harganya sekitar Rp100 juta per unit.

 

“Kami membeli dengan tunai karena harganya terjangkau. Rumah tersebut sudah kami tempati,” ujar seorang dosen perguruan tinggi swasta di Medan itu.

 

Dia menilai, saat ini paling tepat menginvestasikan dana ke properti karena mendepositokan uang di bank sudah tidak menarik lagi.

 

“Malahan, bunga deposito di perbankan sudah di bawah tingkat inflasi dimana dana yang tersimpan akan tergerus nilainya,” kata dia.

 

Jadi, paparnya, kalau ada uang kontan pilihan jatuh kepada properti dan emas yang bisa cepat dijual. “Inilah pilihan investasi yang paling pas saat ini,” tuturnya. (Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...