Gubernur Wajib Umumkan Kenaikan UMP 2026 Hari Ini

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA : Seperti yang telah diprediksikan sebelumnya, harga surat utang negara (SUN) kembali terkoreksi pada perdagangan awal pekan ini.

 

Sekretaris Perusahaan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing melaporkan kurva yield SUN pada perdagangan sesi pagi masih menunjukkan tren naik yang mengindikasikan penurunan dari sisi harga SUN.

 

"Kenaikan rata-rata pada tenor menengah mencapai 1,7 basis poin sementara tenor panjang naik 3,9 basis poin," katanya, Senin (27/8/2012).

 

Menurutnya, penurunan kurva yield hanya terjadi pada tenor pendek dengan kisaran 1,3 basis poin. "Harga SUN seri benchmark pada siang ini pun belum mampu berbalik dari tekanan koreksi sejak pekan lalu."

 

Dia menuturkan harga SUN seri acuan tersebut masih terkoreksi antara 6,4 basis poin-40,7 basis poin.

 

"Koreksi itu berimbas kepada turunnya indeks harga bersih yang melemah -0,33 poin atau -0,25% dari level 130,47 ke level 130,15 sementara index total return ditutup melemah -0,33 poin atau -0,18% dari level 182,95 ke level 182,61," ujarnya.

 

Menurut Tumpal, belum adanya sentimen positif baik dari pasar global maupun domestik diperkirakan telah mendorong koreksi mayoritas harga SUN.

 

Namun demikian, beredar spekulasi di pasar bahwa PM China Wen Jiabao dan bank sentral AS The Fed akan segera mengambil langkah strategis untuk menggairahkan kembali perekonomian.

 

PM China Wen Jiabao mendesak dikeluarkannya kebijakan ekstra untuk menyokong ekspor dan membantu mencapai target ekonomi.

 

"Langkah ini dilakukan seiring perlambatan ekonomi China yang semakin memburuk. Sedangkan hasil pertemuan The Fed menunjukkan adanya dukungan stimulus oleh sebagian besar anggota, kecuali jika data-data perekonomian AS kemudian membaik," tambahnya. (ra)

 

 

 

Sumber