Bos BTN: Korban Bencana Sumatera Bisa Tunda Cicilan KPR 1 Tahun

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Setelah melakukan penangkapan pada dua hakim adhoc Tipikor Semarang yakni Heru Kusbandono (HK) dan Kartini Juliana Marpaung (KJM), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami kasus ini. KPK juga meningkatkan komunikasi secara intensif dengan Mahkamah Agung (MA).

 

"Ini akan ditelusuri apakah cukup dua (tersangka hakim). Karena semuanya akan dievaluasi. Apakah yang terlibat hanya dua, atau lebih dari dua," ujar Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto di kantornya, Jakarta, Kamis (23/8).

 

Bambang menambahkan KPK juga terus berkomunikasi dengan MA secara intensif. Apalagi sebentar lagi ada perekrutan hakim ad hoc, sehingga diharapkan ada perbaikan untuk sistem perekrutannya.

 

Selain itu Bambang mendengar MA akan bekerjasama dengan ICW untuk meningkatkan performa dan pola perekrutan hakim.

 

Seperti diketahui, pada Jumat (17/8) KPK melakukan tangkap tangan dua orang hakim ad hoc Pengadilan Tipikor, yakni Kartini Marpaung dan Heru Kusbandono dan satu orang yang diduga sebagai penghubung, yakni Sri Dartuti, karena diduga melakukan transaksi penyuapan.

 

Penyuapan tersebut diduga terkait salah satu kasus yang sedang ditangani Tipikor Semarang, yakni kasus dugaan korupsi Anggaran Pemeliharan Mobil Dinas Sekretariat DPRD Kabupaten Grobogan 2006-2008 dengan terdakwa Ketua DPRD Grobogan nonaktif M. Yaeni. Kasus ini diduga merugikan negara Rp1,9 miliar. (faa)

 

 

 

Sumber