Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Pelaku Usaha Pesimistis Manufaktur Tumbuh 7%

Recommended Posts

En3asDFFPD.jpgIlustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

JAKARTA - Pelaku usaha pesimistis, industri pengolahan nonmigas atau manufaktur nasional sampai akhir tahun ini bisa bertumbuh hingga 7 persen. Pasalnya, kondisi pasar ekspor yang masih menurun akibat perlambatan ekonomi dunia, berdampak terhadap pertumbuhan industri manufaktur nasional.

 

Wasekum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani memerkirakan, pertumbuhan industri manufaktur setidaknya akan menyamai realisasi tahun lalu yang sekira 6,83 persen.“Untuk makanan dan minuman masih 7-8 persen, dan masih bertumpu pada pasar dalam negeri. Nilai ekspor masih di bawah 5 persen,” kata Franky yang juga  Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) di Jakarta, kemarin.

 

Terpisah, Sekjen Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Harry Warganegara mengatakan hal senada.  Harry berharap, sektor-sektor industri strategis bisa mengalami kebangkitan hingga ke hilir (end product), sehingga bisa langsung menyentuh pasar dalam negeri.

 

Dia mencontohkan, sejumlah produk tersebut di antaranya seperti telepon selular, televisi, hingga mobil. Menurutnya, industri nasional yang dimaksud seperti semen, makanan dan minuman, itu berkaitan dengan pertumbuhan permintaan dalam negeri.

 

"Tapi bukan industrinya yang tumbuh, melainkan kebutuhannya. Jangan salah, ini bahannya impor semua, yang kita mau langkah offensive. Arahkan industri dalam negeri bisa membuat produk di luar sandang atau pangan,” ujarnya. 

 

Sementara itu, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, pihaknya tetap optimis industri manufaktur nasional bisa memulih dan bertumbuh di semester II/2012. Hal tersebut mengingat pertumbuhan manufaktur di semester I/2012 menurun dibandingkan periode sama tahun lalu.

 

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, industri manufaktur tumbuh 6,09 persen pada semester I/2012 atau menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,35 persen. Adapun pertumbuhan tertinggi dialami industri alat angkutan, mesin, dan peralatannya sebesar 8,98 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,75 persen.

 

Kemudian disusul industri makanan, minuman dan tembakau tumbuh sebesar 7,03 persen atau naik dibandingkan dengan semester I/2011 sebesar 6,89 persen. Lalu pertumbuhan industri semen dan barang galian bukan logam sebesar 6,92 persen atau naik dibandingkan semester I/2011 yang sebesar 5,13 persen.

 

Sementara untuk industri tekstil, alas kaki dan kulit produk kulit sebesar 2,86 persen atau menurun dari 9,45 persen. Pertumbuhan industri pengolahan 6,5 persen, nonmigas bisa 7 persen, namun jika dikurangi migas, akan di bawah 6,5 persen. "Jadi saya mau genjot migasnya juga,” kata Hidayat.

 

Hidayat menambahkan, saat ini pihaknya masih menghitung pertumbuhan industri untuk semester II/2012. “Beri saya waktu dua minggu. Karena yang diandalkan kontribusi PDB itu dari industri. Jadi kalau saya ngomong angka itu dipegang semua kementerian.

 

Hingga akhir tahun ini, Hidayat optimistis, industri manufaktur bisa mencapai sekitar 7,03 persen. “Penopangnya banyak pasar dalam negeri, tapi juga industri hulu. Besi baja, petrokimia dan juga smelter,” tandasnya. (Sandra Karina/Koran SI/mrt)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...