Cara menghubungi CS dana cepat

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA:  Indonesia akan sulit mencapai swasembada beras 2014 jika pola pikir pemerintah hanya fokus pada konsep ketahanan pangan.

 

"Kalau ketahanan pangan itu tergantung impor, tapi jika kedaulatan dan kemandirian pangan itu kita jadi produsen sendiri," kata Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Benny Pasaribu

di Jakarta, Sabtu (18/8/2012).

 

 

Dia mengatakan target swasembada beras 10 juta ton pada 2014 akan sulit tercapai jika pemerintah belum bisa mendukung produksi petani lokal.

 

 

Bahkan dia memperkirakan dari total target ketersediaan beras 2014 sebanyak 10 juta ton, 80%  di antaranya hasil impor. "Tentu itu membuang devisa negara dan tidak menciptakan lapangan kerja," ujarnya.

 

Untuk itu, dia menyarankan pemerintah fokus mencapai kedaulatan dan kemandirian pangan dengan melakukan perbaikan kelembagaan petani dan peningkatan produksi petani.

 

 

Menurut dia, kelembagaan petani diwujudkan dalam koperasi yang memiliki badan usaha. Fungsi koperasi itu harus direvitalisasi untuk menyalurkan alat-alat produksi termasuk bibit dan pupuk.

 

 

Benny mengatakan, usaha peningkatan produksi para petani dapat dilakukan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi dapat dilakukan dengan pemberian bibit unggul, pupuk organik kepada petani dan perbaikan keasaman (Ph) tanah.

 

 

Untuk ekstensifikasi, dia menjelaskan dengan memanfaatkan lahan secara efisien sehingga dapat dimanfaatkan untuk pertanian. Salah satunya dengan menggalakkan penanaman pagi gogo yang bisa dikembangkan di ladang.

 

 

"Padi gogo itu akan lebih murah dari pada harus membuka sawah, belum untuk irigasi," ujarnya.

 

 

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pembacaan nota keuangan di gedung DPR RI Rabu malam mengatakan, dalam tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2013 serta mempertimbangkan kapasitas sumber daya yang dimiliki Indonesia, memfokuskan pada kegiatan 11 prioritas nasional dan 3 prioritas bidang lainnya akan kita tekankan pada penanganan empat isu strategis.

 

 

Salah satu isu strategis tersebut adalah peningkatan daya tahan ekonomi, antara lain melalui peningkatan ketahanan pangan menuju pencapaian surplus beras 10 juta ton pada 2014, serta peningkatan rasio elektrifikasi dan konversi energi.(Antara/msb)

 

 

 

Sumber