Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

S&P Pangkas Rating Bumi Resources

Recommended Posts

1AWQ3HTQE6.jpgLogo PT Bumi. (Foto: Situs BUMI)

 

 

 

JAKARTA - Lembaga pemberi rating internasional Standard & Poor (S&P) menurunkan rating utang PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menjadi BB- dengan outlook negatif dari sebelumnya BB. Selain itu obligasi jangka panjang peringkat skala regional ASEAN untuk Bumi juga turun menjadi 'axBB' dari 'axBB +'.Alasan penurunan tersebut, lantaran dana rasio utang operasi perusahaan (FFO) kurang dari 12 persen selama 12 bulan ke depan, karena arus kas yang lemah dan masih tinggi utang. Selain itu, utang BUMI mencapai sekira USD4,5 miliar dengan biaya rata-rata utang lebih dari 12 persen selama 12 bulan ke depan.

 

Selama dua tahun terakhir, BUMI telah mempertimbangkan untuk menjual saham dan aset di non-batubara untuk mengurangi utang. Namun, kemampuan perusahaan dan kemauan untuk melaksanakan penjualan aset untuk membayar utang, belum terealisasikan.

 

"Metrik keuangan perusahaan lebih lemah dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang juga dinilai. Kami memperkirakan rasio utang Bumi ditambah ekuitas, tetap pada 75-80 persen selama dua tahun ke depan," ungkap S&P dalam laporannya seperti dilansir dari Reuters, Selasa (14/8/2012).

 

S&P menjelaskan, proyeksi konsolidasi proporsional dari saham Bumi di perusahaan batu bara, PT Kaltim Prima Coal dan PT Arutmin Indonesia, juga telah menyertakan kewajiban pensiun, kewajiban penghentian pengoperasian aset, dan premi penebusan yang masih harus dibayar saat menghitung total utang.

 

Selain itu, sumber-sumber likuiditas BUMI termasuk FFO diperkirakan meningkat dari USD365 juta pada 2012, menjadi USD400 juta pada 2013. Pada 31 Maret 2012, saldo kas Bumi mencapai USD83 juta dan likuidasi perseroan mencapai USD213 juta.

 

"Kami mengharapkan perusahaan memiliki saldo kas sekitar USD350 juta pada awal 2013, dan USD100 juta untuk likuditas bagi kebutuhan operasional," ungkap riset tersebut.

 

Sedangkan sumber S&P mencatat adanya likuiditas, tidak termasuk pembayaran potensial, sekira USD230 juta oleh PT Recapital, namun karena tidak yakin dengan kemampuan PT Recapital untuk membayar tepat waktu, maka penilaian S&P terhadap likuiditas tidak termasuk hasil penjualan dari setiap non-batubara.

 

Sedangkan penggunaan utama dari kas mencakup pembayaran utang sebesar USD129 juta pada 2012, dan USD480 juta pada 2013. Dan juga belanja modal sebesar USD160 juta pada 2012, dan USD300 juta pada 2013. "Termasuk pembayaran dividen sekira USD42 juta pada 2012, dan USD48 juta pada 2013," tambah dia. (mrt)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...