Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

ALIH FUNGSI LAHAN: Tanaman Karet Jabar terancam sawit

Recommended Posts

BANDUNG:  PTPN VIII terus mengembangkan alih fungsi tanaman dari karet menjadi kelapa sawit sehingga produksi karet yang menjadi komoditas unggulan di Jawa Barat terancam menyusut.

 

Humas PTPN VIII Lilik Arifin mengatakan alih fungsi tanaman itu dilakukan karena sebagai perusahaan profesional berplat merah dituntut untuk mendapatkan profit dan sejauh ini kelapa sawit menjadi salah satu komoditas yang paling menguntungkan.

 

"Tanaman karet yang dikelola PTPN VIII seluas 25.536 ha tersebar di 14 kebun. Jumlah pabrik yang menghasilkan RSS [Ribbed Smoke Sheets] ada 13 pabrik dengan 2 TPC [Thin Pale Crepe], 3 concentrated latex, dengan kapasitas terpasang 35.750 ton," kata Lilik kepada Bisnis, Senin (13/8/2012).

 

Seluruh hasil produksi karet dipasarkan di dalam negeri 80%, sedangkan sisanya 20% diekspor ke Asia, Eropa dan Amerika.

 

Dia menyebutkan pengembangan kelapa sawit dilakukan di Kabupaten Lebak dan Bogor seperti perkebunan Bojong Datar, Cikasungka, Tambaksari, Cisalaak Baru, dan Kertajaya seluas 18.843,63 ha. Kelapa sawit ini dijual dalam bentuk CPO dan Kernel untuk kepentingan dalam negeri.

 

“Pada prinsipnya, mana yang cocok secara bisnis dan dianggap komersial oleh para pemegang saham, maka alih fungsi tanaman bisa dilakukan," ujarnya.

 

Menurutnya, alih fungsi tanaman itu dilakukan dengan melihat kondisi geografis. Untuk daerah dataran tinggi, bisa dipastikan tidak bisa dilakukan penggantian jenis tanaman dari teh menjadi kelapa sawit karena tidak cocok.

 

Dia menjelaskan dari lima komoditas yang dikelolannya (teh, sawit, kakao, kina dan karet) kelapa sawit paling menguntungkan secara bisnis. Adapun teh menjadi komoditas yang harganya jatuh sejak beberapa dekade.

 

“Kami sebagai perusahaan tentu yang dikejar adalah komoditas yang menguntungkan. Untuk itu, berbagai terobosan terus akan dilakukan untuk pengembangan komoditas tersebut," tegasnya.

 

Mengomentari hal ini, Kepala Seksi Pemasan Produk Unggulan Dinas Perkebunan Jabar Iyus Supriatna mengatakan pihaknya tidak bisa mengintervensi PTPN VIII dalam hal alih fungsi tanaman.

 

Namun, menurutnya, karakter tanaman kelapa sawit jauh lebih banyak membutuhkan air dari pada karet. Dampaknya, daerah sekitar area yang ditanami kelapa sawit dipastikan akan kekurangan air.

 

Adapun untuk mempertahankan produktivitas karet, yang telah menjadi produk unggulan, Pemprov Jabar berencana meremajakan kembali area perkebunan milik rakyat di Jawa Barat yang memiliki luas lahan 53.234 Ha.

 

Kepala Bidang Produksi Dinas Perkebunan Jabar Hendi Jatnika mengatakan luas area perkebunan dan karet rakyat tersebut terbagi ke dalam 10 wilayah di Jawa Barat. "Kami memiliki lahan perkebunan karet di Jabar tersebar di Cianjur, Sukabumi, Bogor, Garut, Subang, Purwakarta, Ciamis, Kota Banjar dan Bandung Barat," katanya.

 

Menurut dia, luas area perkebunan karet rakyat mencapai 9.271 Ha dengan tingkat produksi 4.493 ton yang dikelola petani sebanyak 19.071 kepala keluarga (KK).

 

Dia menjelaskan hingga saat ini petani melakukan swadaya perkebunan dengan meremajakan dan merehabilitasi lahan perkebunan sendiri. "Seharusnya pusat penelitian karet tidak tinggal diam melihat permasalahan ini, karena ini menjadi salah satu tanggungjawab mereka juga," ujarnya.(k5/k6/msb)

 

 Daerah Penghasil Karet Rakyat di Jabar (ha)

 

Daerah

 

Luasan

 

Bogor

 

852

 

Sukabumi

 

4.092

 

Cianjur

 

2.311

 

Subang

 

10

 

Purwakarta

 

835

 

Garut

 

560

 

Tasikmalaya

 

321

 

Ciamis

 

132

 

Kota Banjar

 

50

 

Bandung Barat

 

108

 

Total Jabar

 

53.224

 

Sumber: PTPN VIII, 2012.

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...