Prabowo Setuju Jatah Divestasi 10 Persen Saham Freeport Buat Papua

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

JAKARTA - Industri perbankan syariah di Indonesia masih memiliki banyak kendala jika dibandingkan dengan perbankan konvesional. Tantangan semakin lama pun dinilai semakin berat.Sekjen Asbisindo Achmad K Permana mengatakan, tantangan yang di alami industri perbankan syariah ini terjadi baik di internal maupun secara eksternal.

 

"Setidaknya ada tiga masalah yang membuat perbankan syariah belum bisa berkembang secara optimal," ungkap Permana pada acara Bincang-bincang Ramadan dengan tema 'Menguak Krisis Sumber Daya Insani di Perbankan Syariah' di D'consulate Cafe, Jakarta, Senin (13/8/2012).

 

Permana melanjutkan tantangan pertama adalah dari sisi produk. Dirinya menuturkan, dari segi kuantitas produk syariah masih kurang banyak jika dibandingkan dengan konvensional.

 

"Akhirnya, market share perbankan syariah masih terbilang kecil bila dibandingkan dengan konvensional. Bila konvensional bisa menambah porsi market share dengan menambah pembiayaan, sedangkan market share perbankan syariah terbatas dengan skim angsuran," paparnya.

 

Selanjutnya, yang kedua adalah kesadaran nasabah bank syariah masih minim terhadap produk-produk perbankan syariah. Kecenderungan, menurutnya nasabah hanya fokus kepada skim angsuran yang lebih baik bila dibandingkan dengan bank-bank lain, termasuk bank konvensional.

 

Lalu yang ketiga adalah permasalahan minimnya sumber daya manusia dibidang perbankan syariah. Di mana kondisi ini membuat terjadinya tarik menarik antar perbankan syariah dengan regulator serta perbankan konvensional.

 

"Cukup sulit bagi kita untuk rekrutment fresh gradute. Karena, attitude, dan knowledge mereka belum mumpuni. Mereka masih bingung bila dihadapkan dengan istilah-istilah syariah," pungkasnya. (wdi)

 

 

 

Sumber