Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

MUDIK LEBARAN: Balik ke Jakarta jangan bawa keluarga dong...

Recommended Posts

PURWOKERTO: Musim mudik Lebaran memang menyimpan kekhawatiran tersendiri bagi DKI Jakarta.

 

Pasalnya beban makin bertambah tatkala pemudik kembali ke Ibu Kota dengan menggandeng sejumlah 'orang baru'  untuk ikut mengadu nasib di Jakarta.

 

Fenomena yang terus dikhawatirkan setiap Lebaran tiba tersebut memang dilematis bagi pemerintah. Tak pelak pejabat terkait pun harus sering-sering menyindir pemudik yang bersiap pulang kampung.   

 

Tak terkecuali Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono yang mengimbau pemudik untuk tidak membawa keluarganya saat kembali ke Jakarta.

 

"Itu suatu dilema karena untuk melarang, mereka itu juga warga negara Indonesia. Kita mengimbau, kalau pulang ke Jakarta jangan bawa keluarganya lagi," katanya.

 

Kalau pulang, lanjut Agung, sendiri, datang juga sendiri. "Jangan pulangnya sendiri tetapi datangnya bawa lima-enam orang," tuturnya.

 

Menko Kesra mengatakan hal itu kepada wartawan di sela-sela kegiatan Safari Ramadhan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu malam (11/8/2012)

 

Dia mencontohkan bahwa jika yang mudik sebanyak dua juta orang dan pulangnya masing-masing membawa lima orang, hal itu akan menimbulkan berbagai masalah sosial.

 

Menurut dia arus urbanisasi kemungkinan disebabkan pertumbuhan ekonomi di beberapa daerah belum merata.

 

Dalam hal ini, lapangan pekerjaan di daerah sulit ditemukan dan mendapat rangsangan kehidupan mewah di Jakarta dari tayangan televisi maupun setelah membaca koran.

 

"Tapi dibandingkan beberapa tahun yang lampau, Jakarta sebagai magnetnya yang sangat menarik. Sekarang daerah-daerah lain sudah seperti itu," katanya.

 

Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan arus urbanisasi ke Jakarta, yakni dengan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.

 

"Gulanya jangan `ditumplek` di Jakarta, tetapi disebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat."

 

Agung berkeyakinan, sebagian besar yang `hijrah` atau bekerja menjadi tenaga kerja Indonesia di luar negeri, kalau ditanya secara jujur mereka tidak mau bekerja seperti itu.

 

"Namun karena terpaksa untuk menghidupi keluarganya meskipun di sana biasa-biasa saja," katanya. (Antara/RA)

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...