Video: Rupiah Masih Lesu - Efek Kebijakan Bea Ekspor ke Saham Emas

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Bank sentral mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% dan lebih fokus mewaspadai peningkatan defisit transaksi berjalan akibat perlambatan ekspor karena menurunnya kinerja ekonomi global dan peningkatan impor.

 

Direktur Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengungkapkan bank sentral menargetkan defisit transaksi berjalan akan berkurang pada semester depan dengan menggunakan bauran kebijakan.

 

Bank Indonesia akan menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan kondisi fundamental untuk mendukung penyesuaian keseimbangan eksternal tersebut.

 

"Selain itu, BI akan terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah dalam mengelola permintaan domestik," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (9/8/2012).

 

Menurutnya bank sentral juga akan memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah ditempuh selama ini.

 

Respon kebijakan suku bunga BI Rate tetap diarahkan untuk mengendalikan tekanan inflasi dari sisi fundamental sesuai prakiraan makroekonomi ke depan.

 

Adapun tingkat suku bunga tersebut dipandang masih konsisten dengan tekanan inflasi yang rendah dan terkendali sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2012 dan 2013, 3,5%-5,5%.

 

Dody juga mengatakan BI akan melanjutkan penguatan operasi moneter dan kebijakan makroprudensial, termasuk dengan menjaga kecukupan likuiditas dan mendorong pendalaman pasar keuangan. (ra)

 

 

 

Sumber