Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KINERJA EMITEN: Marjin EBITDAR Telkom Diprediksi Turun

Recommended Posts

JAKARTA: Marjin laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi, dan biaya restrukturisasi (earnings before interest, tax, depreciation, amortization, and restructuring or rent costs/EBITDAR) PT Telekomunikasi Indonesia diprediksi bakal turun pada tahun ini.

 

 

 

Analis Fitch Ratings Nitin Soni mengungkapkan hal itu disebabkan meningkatnya kompetisi dan perubahan komposisi pendapatan dengan kontribusi yang lebih besar dari segmen data yang lebih rendah keuntungannya.

 

 

 

Dia memaparkan selama 2010 hingga 2011, pesaing utama dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yakni PT Indosat Tbk dan PT XL Axiata berhasil merebut pangsa pasar wireless dari anak perusahaan BUMN itu.

 

 

 

Selain itu, Nitin memaparkan Fitch Ratings telah menegaskan peringkat jangka panjang mata uang asing dan lokal serta utang Telkom) pada level BBB-. Prospek dari seluruh pemeringkatan ini adalah stabil.

 

 

 

Dia menjelaskan penetapan peringkat Telkom di BBB- disebabkan oleh kepemilikan mayoritas pemerintah dan pengaruhnya yang signifikan terhadap perseroan. Pada akhir Juni 2012, pemerintah memiliki 52,5% saham.

 

 

 

Nitin menilai Telkom berperan penting dan strategis terhadap pemerintah sebagai incumbent operator fixed line serta wireless dan broadband yang dominan.

 

 

 

“Peringkat Telkom memiliki ruang gerak yang signifikan disebabkan oleh matrik kredit yang kuat,” ujarnya melalui riset yang dikirim ke Bisnis, Rabu malam (8/8/2012).

 

 

 

Dia menyebutkan juga Telkom mencatatkan funds from operations [FFO]-adjusted net leverage yang rendah, tercatat sebesar 0,3x pada akhir Juni 2012. Selain itu memiliki kemampuan menghasilkan post-distribution arus kas (free cash flow/FCF) yang solid dan marjin EBITDAR lebih dari 50% dibandingkan dengan incumbent operator Asia Pacific yang lain.

 

 

 

Fitch juga menilai kemampuan perseroan menghasilkan post-distribution FCF akan menurun menjadi 1%-3% di 2012 dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 10% karena belanja modal yang lebih tinggi yakni Rp19 triliun. (yus)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...