Strategi Meningkatkan Loyalitas Karyawan lewat Program Outbound ( HUB: 0822-1122-1909 )

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

MEDAN - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat masih dominannya peran sektor manufaktur dalam pembentukan devisa ekspor nonmigas Sumatera Utara (Sumut). Sektor ini mengkontribusikan devisa senilai USD3,686 miliar, atau 69,88 persen dari total devisa ekspor nonmigas sumut yang mencapai USD5,153 miliar."Dengan peran sebesar 69,88 persen, tentunya sektor manufaktur ini menjadi sektor yang terpenting bagi perekonomian daerah. Penurunan penerimaan devisa di sektor ini sebesar 2,31 persen secara year on year di semester I-2012 belum menggoyahkan posisinya sebagai sektor yang memimpin perekonomian Sumut," ujar Kepala BPS Sumut Suharno kepada Okezone, Rabu (8/8/2012).

 

Apalagi, lanjutnya, sektor-sektor lain juga cenderung menurun. Sektor pertanian hanya berkontribusi 29,99 persen atau senilai USD1,545 miliar. Kontribusi sektor ini turun 26,75 persen, kemudian disusul sektor pertambangan yang hanya USD6,335 juta.

 

Suharno meyebutkan, struktur devisa dari sektor manufaktur ini, didominasi oleh hasil olahan komoditas perkebunan seperti Sawit dan Karet yang memang merupakan komoditas unggulan Sumatera Utara di pasar internasional. Sehingga perlu dipercepatnya upaya hilirisasi kedua komoditas itu, agar penurunan harga komoditas yang telah menggerus devisa, dapat ditingkatkan seiring dengan peningkatan nilai ekonomisnya.

 

"Sawit dan Karet kan merupakan komoditas paling seksi di Sumut. Karena sekarang ini harga kedua komoditas itu cenderung menurun sebagai dampak dari krisis global, ya wajar saja jika penerimaan kita menurun. Maka itu kita yang harus berupaya maksimal untuk meningkatkan nilai ekonomisnya dengan mempercepat proses industri hilirnya," ungkapnya. (ade)

 

 

 

Sumber