Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

SWASEMBADA SAYURAN: Ewindo Gandeng IPB Lestarikan Sumber Daya Genetik

Recommended Posts

JAKARTA: PT East West Seed Indonesia (Ewindo) menggandeng Institut Pertanian Bogor untuk memelihara dan melestarikan sumber daya genetik tanaman hortikultura guna merintis pembentukan Bank Plasma Nutfah dan mendukung swasembada sayuran. 

 

Afrizal Gindow, Sales & Marketing Director Ewindo, mendukung sepenuhnya swasembada sayuran pada 2025 dengan melakukan sejumlah penelitian dan pengembangan benih unggul baru.

 

"Indonesia punya potensi untuk swasembada sayuran pada 2025 sekaligus bisa mengekspor di pasar regional," ujarnya, Selasa (7/8/2012).

 

Dia menjelaskan konsumsi sayuran nasional masih rendah 39,5 kg-50 kg per kapita per tahun, jauh di bawah rata-rata konsumsi dunia 76 kg-80 kg per kapita per tahun.

 

Menurutnya, kerja sama Ewindo-IPB itu diharapkan potensi sumber daya genetik (plasma nutfah, khususnya tanaman hortikultura di Indonesia yang cukup besar bisa dilestarikan dan dimanfaatkan secara optimal oleh petani.

 

"Kami percaya melalui pelestarian plasma nutfah, riset, dan inovasi untuk menemukan varietas sayuran unggul bisa mendukung program swasembada hortikultura. Kami juga akan terus membantu melakukan penyuluhan dan kapasitas petani, dan menjadi sabahat petani yang paling baik," ungkapnya.

 

Berdasarkan data Komisi Nasional Sumber Daya Genetik, total potensi sumber daya genetik Indonesia sekitar 3.256 spesies, khusus sayuran dan buah-buahan lebih dari 700 spesies.

 

Namun, akibat erosi sumber daya genetik sekitar 75% potensi genetik hilang sebelum sempat dimanfaatkan. Salah satu penyebab erosi itu adalah tidak dilakukan konservasi atau pemeliharaan dan pelestarian sumber daya genetik dengan baik.

 

Asep Harpenas, Direktur Riset & Development Ewindo, menjelaskan Indonesia memiliki potensi dan inovasi untuk mendukung swasembada sayuran pada 2025, tinggal sinergi bersama pemangku kepentingan untuk mewujudkan.

 

"Kerja sama Ewindo-IPB ini merupakan terobosan untuk mendukung swasembada sayuran. Kami, misalnya mengembangkan marka genetik yang biasanya 5 tahun, kini menjadi 2-3 tahun agar bisa dinikmati petani," ujarnya.

 

Ernan Rustiadi, Dekan Fakultas Pertanian IPB, menjelaskan IPB telah mempunyai seed centre yang bisa dimanfaatkan dalam kerja sama pelestarian plasma nutfah.

 

"Upaya penerapan dan diseminasi teknologi pertanian dan pengembangan benih tidak boleh hanya bergantung pemerintah. Kerja sama ini merupakan terobosan baru. Jika hanya bergantung pemerintah, kasus kedelai akan berulang karena hasil penelitian kami tidak bisa dimanfaatkan petani," jelasnya.(bas)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...