Menaker: Gubernur Wajib Tetapkan UMP 2026 Maksimal 24 Desember

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Perjalanan Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan lalu masih diwarnai tekanan dari ekspektasi pelaku pasar terhadap The Fed dan ECB. Kendati demikian indeks berhasil menguat tipis 0,38% ke level 4.099,81.

 

Ekspektasi akan diturunkannya Giro Wajib Minimum (GWM) di awal pekan sempat menjadi faktor penguat kenaikan indeks di awal pekan. Belum lagi sudah banyaknya data emiten kuartal II/2012 yang sudah dirilis dan berhasil mencetak laba bersih yang signifikan.

 

 

BBCA mencetak kenaikan laba bersih 11%, BBNI 20,4% dan BMRI 13%. Jika melihat statistik perbankan bulan Juni perolehan laba bersih sektor perbankan mencapai Rp36,35 triliun.

 

Namun indeks kembali tertekan setelah banyak prediksi yang mengemukakan The Fed akan tetap melakukan kebijakan seperti sebelumnya.

 

Kenyataan perekonomian AS yang masih dapat tumbuh meski pun geliat perekonomian AS masih tersendat-sendat tampaknya pelaku pasar harus kecewa jika berharap banyak dalam waktu dekat The Fed akan menggelontorkan stimulus tambahan.

 

Data manufaktur China yang membaik dan diharapkan dapat menjadi katalis penguatan ternayta masih kalah oleh sikap wait and see banyak pelaku pasar menunggu kebijakan the Fed dan ECB.

 

Seperti telah diduga oleh banyak pihak, The Fed akan tetap mempertahankan kebijakan moneter operation twist sampai September mendatang hingga kebijakan tersebut berakhir. Kendati banyak pihak mengakui ada perbaikan dalam perekonomian AS, namun mereka berharap akan ada kebijakan yang lebih agresif agar perekonomian AS dapat secepatnya pulih.

 

Kekecewaan semakin terasa setelah ECB pun masih harus mengaktifkan terlebih dahulu sebelum membeli obligasi Italia dan Spanyol di pasar terbuka. Jelas belum ada langkah yang konkrit dalam mengatasi krisis keuangan, masih sekedar wacana seperti sebelumnya.

 

Pada pekan ini indeks diprediksi melemah meski pun masih ada harapan menguat dengan adanya pidato Ben Bernanke dalam simposium The Fed yang di adakannya yang kemungkinan besar akan membahas kebijakan The Fed selama ini dan akan datang.

 

Kendati harapan penguatan itu ada, sudah banyaknya rilisnya laporan keuangan emiten pada pekan sebelumnya membuat peluang penguatan kembali seperti pekan-pekan sebelumnya dirasakan cukup sulit.

 

Apalagi ekspektasi akan kebijakan The Fed dan ECB terjawab dan berakhir dengan banyak kekecewaan pada pelaku pasar. (faa)

 

 

 

Sumber