Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Efisiensi BRI Dukung Kinerja Saham

Recommended Posts

JAKARTA: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mempertahankan efisiensi sebagai kompensasi dari pertumbuhan kredit yang berada di bawah rata-rata industri nasional, sehingga mendukung kinerja sahamnya di bursa.

 

Corporate Secretary Bank Rakyat Indonesia (BRI) Muhamad Ali mengatakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) tercatat pada 61,81%, di bawah rata-rata industri perbankan nasional yang mencapai 76,75%.

 

"Padahal industri perbankan Indonesia dikenal kurang efisien bila dibandingkan perbankan di negara-negara ASEAN," ujarnya Jumat (3/8/2012) di Jakarta.

 

Semakin kecil rasio BOPO menunjukkan semakin efisien sebuah bank mengendalikan biaya operasional, sehingga keuntungan yang dapat diperoleh semakin besar.

 

Oleh karena itu, tidak heran bila BRI menjadi peraih laba terbesar di antara 4 bank milik pemerintah setelah meraup Rp8,61 triliun pada semester pertama 2012, naik 26,8% dari 6,79 pada periode sama tahun lalu.

 

Efisiensi, jelasnya, dilakukan dengan cara pemilihan lokasi pembukaan unit bank di tempat yang berpotensi menggaet nasabah pembiayaan mikro seperti pasar tradisional.

 

Hingga akhir Juni, BNI telah memiliki 246 outlet pembiayaan mikro, yang disebut dengan Teras BRI, dan menargetkan mencapai 350 pada akhir tahun.

 

"Dengan pemilihan lokasi yang tepat, kami dapat meningkatkan efisiensi dalam operasional," tegasnya.

 

Dengan jumlah outlet tersebut, pada akhir Juni 2012 BRI telah mencatat penyaluran pembiayaan mikro senilai Rp96,6 triliun, naik 15,5% dibandingkan Rp84,0 triliun pada akhir Juni 2011.

 

Sementara itu, total pembiayaan secara keseluruhan mencapai Rp304,8 triliun pada akhir Juni 2012, naik 14,7% dibandingkan Rp265 triliun pada akhir Juni 2011.

 

Meskipun demikian, pertumbuhan penyaluran kredit bank yang berfokus pada pembiayaan mikro ini masih di bawah rata-rata industri yang mencapai 26,3% berdasarkan data bank sentral pada mei.

 

"Kami lebih mementingkan kualitas yang terlihat dari tingkat NPL (non-performing loan) yang semakin kecil," tuturnya.

 

Bank yang memiliki aset terbesar kedua di Indonesia ini mencatat NPL 1,36%, masih di bawah batas maksimum 5% yang ditetapkan oleh bank sentral.

 

Oleh karena itu, Ali menargetkan BRI dapat menyamai pertumbuhan kredit industri yang diperkirakan mencapai 24% pada akhir tahun ini.

 

Kinerja Saham

 

Secara fundamental, saham berkode BBRI di Bursa Efek Indonesia memiliki kinerja yang baik seiring dengan nilai laba per saham (earning per share/EPS) yang di atas ekspektasi sejumlah analis untuk akhir tahun.

 

Berdasarkan rata-rata perkiraan 26 analis yang dicatat Reuters, EPS BBRI pada akhir 2012 akan mencapai Rp657,05. Sementara itu, hingga paruh pertama tahun ini EPS yang sudah dicapai adalah Rp362,76, atau 55% dari prediksi akhir tahun.

 

Satrio Utomo, analis PT Universal Broker Indonesia, mengatakan kinerja saham BBRI tersebut sudah di atas rata-rata perkiraan analis.

 

Selain itu, lanjutnya, secara teknikal BBRI masih memiliki potensi untuk terus naik.

 

"Dalam jangka pendek BBRI memiliki potensi untuk menguji level resisten di Rp7.250. Kalau dalam jangka pendek bisa ditembus maka dapat terus naik dan potensi Rp8.250 bisa diraih," jelasnya saat dihubungi Bisnis akhir pekan (5/8/2012). (msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...