Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PENDIDIKAN PESANTREN Kualitasnya tak Kalah dari Pendidikan Formal

Recommended Posts

JAKARTA: Kualitas pendidikan pesantren dinilai tidak kalah dengan pendidikan formal, bahkan memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh pendidikan formal seperti SMA maupun perguruan tinggi.

 

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siroj mengatakan pesantren sebagai lembaga pendidikan justru mempunyai keunggulan, karena menerapkan empat metode pengajaran dibandingkan dengan lembaga pendidikan formal lainnya.

 

“Lembaga pendidikan, pesantren menerapkan empat prinsip ajar yaitu, ta’lim atau pengajaran, tadris atau pengamalan, ta’dib atau disiplin dan contoh, serta tarbiyah mendidik dan mengembangkan, sedangkan pendidikan formal hanya semata pengajaran,” ujarnya dalam acara bedah buku berjudul Pesantren Studies karya Ahmad Baso hari ini, Kamis (2/8/2012).

 

Di pesantren, lanjutnya, santri dan anak didik tidak hanya memperoleh bahan ajar secara formal dan hafalan, tetapi juga diwajibkan melakukan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Prinsip ketiga yaitu  ta’dib atau pengajaran disiplin, juga merupakan keunggulan dari pesantren.  

 

“Kiainya atau gurunya harus memberi contoh, baru bisa disiplin. Tanpa ada contoh, tidak bisa murid itu disiplin. Ini merupakan faktor penting di pesantren,” ungkapnya.

 

Terakhir adalah tarbiyah, yaitu mendidik dan mengembangkan ilmu. Menurut Said, prinsip keempat ini paling gampang dikatakan, namun paling sulit dilaksanakan.

 

Said yang juta Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia mengatakan keempat prinsip ajar ini yang mendidik para santri mampu bersaing di tengah masyarakat, sehingga tidak hanya mengejar jadi karyawan atau pegawai negeri sipil. Universitas Indonesia dan lembaga pendidikan formal, lanjutnya juga seharusnya mengadopsi nilai-nilai luhur pesantren untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas.

 

“UI dan lembaga pendidikan formal lain harusnya jangan malu mengadopsi nilai-nilai yang ada di pesantren,” ujarnya.

 

Buku berjudul Pesantren Studies karya Ahmad Baso ini terdiri dari sembilan seri. Ahmad Baso yang juga Wakil Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM NU menguraikan sejarah pembentukan pendidikan pesantren mulai dari zaman kolonial. 

 

Menurut Baso, sejak dulu pesantren penjadi pusat pendidikan dan pusat perjuangan para tokoh-tokoh kemerdekaan.  Baso mencoba menguraikan secara rinci satu per satu peran kiai dan pemimpin pesantren dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia hingga perkembangan pesantren pada masa kini melalui buku serinya itu.

 

“Banyak pahlawan kemerdekaan dan tokoh pendiri bangsa ini dikader di pesantren,” katanya. (sut)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...