Dukung Industri Kreatif, BNI Gelar Nobar Film "Timur" di 3 Kota

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Ekonom memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga dasar acuan di level 5,75% pada pertemuan 9 Agustus 2012 nanti.

 

Chua Hak Bin,  Head of Emerging Asia Economics Global Research Bank of America Merrill Lynch mengungkapkan inflasi mulai merangkak naik mendekati pertengahan dari target 3,5%--5,5% sehingga suku bunga dasar acuan sebaiknya tidak diganggung.

 

"Kebijakan sebaiknya lebih fokus mempertahankan stabilitas rupiah dan memastikan kecukupan likuiditas dolar Amerika Serikat, apalagi mengingat neraca pembayaran mengalami defisit selama 3 bulan berturut," ujarnya (01/08).

 

Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Anthonius Tony Prasetiantono menilai tidak ada desakan untuk menaikan atau menurunkan level inflasi.

 

"Inflasi sudah cukup tinggi pada bulan ini juga didorong oleh belanja lebaran. Kalau diturunkan inflasi akan semakin tinggi. Sedangkan juga tidak ada urgensi untuk menaikan level inflasi," terangnya.

 

Tony juga memperkirakan pada semester ini rupiah akan stabil cenderung menguat karena Eropa dan Amerika Serikat diperkirakan mengeluarkan kebijakan quantitative easing.

 

Namun, Strategist Merill Lynch Claudio Piron dan Christy Tan memperkirakan rupiah tidak akan menunjukan peningkatan nilai tukar pada kuartal III/ 2012. Mereka memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dapat mencapai 9.700

 

"Bisa saja mencapai 9.700 atau bahkan 10.000 kalau tidak ada quantitative easing. Namun saya kira The Fed pasti akan melakukan quantitative easing, mereka juga tidak akan mau nilai dolar terlalu kuat," terang Tony. (ra)

 

 

 

Sumber